REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Cina memblokir situs berita asing Greatfire.org yang mengungkapkan rincian kepemilikan perusahaan lepas pantai oleh kerabat dan pemimpin senior Cina. China DigitalTimes (CDT) yang memantau seluruh media di Cina menginstruksikan untuk memblokir situs berita asing tersebut.
"CDT menemukan dan menghapus situs tersebut yang menuliskan judul, China’s Secret Offshore Tax Havens. Konten terkait dalam situs ini harus benar-benar diperiksa. Gambar terkait yang menuduh keterlibatan pemimpin dan sistem pemerintahan harus dihapus tanpa pengecualian," ujar perwakilan CDT, dilansir dari the Guardian, Jumat (24/1).
Selanjutnya, CDT akan menelusuri pemilik dan pengguna media online tersebut. Situs Greatfire.org tertangkap telah memonitor situs luar negeri yang telah disensor oleh Cina.
Sebelumnya, Cina sudah memblokir situs kantor berita Bloomberg dan The New York Times sejak 2012. Mereka membuat laporan tentang harta kekayaan keluarga penguasa di Cina.
Laporan Greatfire.or itu mempublikasikan tentang 37 ribu perusahaan lepas pantai yang memiliki hubungan dengan petinggi di Cina, Hong Kong, dan Taiwan.
Seorang aktivis internet terkenal yang saat ini tinggal di luar Cina, Wen Yunchao mengatakan bahwa rakyat Cina mungkin tidak memahami maksud dari cerita yang diungkapkan situs tersebut untuk sementara. Dia menilai tulisan itu menjadi pukulan besar bagi Pemerintah Cina.
Menurut Wen, dugaan kepemilikan tambang lepas pantai oleh keluarga pejabat dan penguasa di Cina kemungkinan akan memfasilitasi penghindaran pajak atau utang luar negeri. Namun, perusahaan lepas pantai ini juga bisa menjadi alat penting bagi bisnis Cina yang sah, terutama ketika beroperasi di luar negeri.