REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Agama memastikan bantuan rehab dan pemeliharaan masjid akan terus disegerakan. Ini dilakukan karena posisi masjid sangat strategis bagi pemberdayaan umat. Berbagai program sudah dilakukan, seperti rehab pembangunan masjid, perbaikan sanitas, dan lainnya.
“Kebijakan Kemenag terkait dengan masjid adalah membantu rehab pembangunan masjid, bantuan perbaikan masjid pascabencana, bantuan sanitasi masjid,” terang Dirjen Bimas Islam Abdul Djamil kepada Pinmas, Selasa (28/01).
“Semua itu adalah bagian dari perhatian Kementerian Agama terhadap masjid di seluruh Indonesia dan ini dilakukan setiap tahun,” tambahnya.
Sebelumnya, Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI), HM Jusuf Kalla (JK) mengatakan bahwa perhatian Pemerintah selama ini terhadap masjid memang relatif kurang. JK khawatir jika hal itu akan berpotensi pada berkembangnya faham radikal. “Kalau perhatian pemerintah kurang, bisa saja di mesjid berkembang faham radikal yang bisa merepotkan pemerintah sendiri,” ujar JK.
Atas masukan baik dari JK, Wakil Menteri Agama, menyampaikan apresiasi dan rasa terima kasih atas keterlibatan DMI dalam mengurus masjid melalui organisasi yang dipimpinnya. “Kami berterima kasih kepada Pak Jusuf Kalla, karena mau mengurus mesjid,” kata Wamenag.
Senada dengan Wamenag, Abdul Djamil juga terus mengupayakan peningkatan perhatian pada program pemberdayaan masjid. Salah satunya adalah dengan mengupayakan peningkatan anggaran.
Selain itu, Kemenag juga memberikan pelatihan manajemen kepada para takmir masjid. “Workshop manajemen masjid juga diadakan oleh Bidang Urusan Agama Islam (Urais) di berbagai provinsi,” tutur Abdul Djamil.