REPUBLIKA.CO.ID, Probolinggo -- Gubernur Jawa Timur (Jatim) Soekarwo mengatakan bahwa Kota Probolinggo, Jatim merupakan daerah yang berkembang dan menjadi tempat transit selain Lumajang dan Situbondo. Dengan posisi seperti ini, Kota Probolinggo harus mengembangkan produksi di usaha tani (onfarm) industri kecil pascaagro.
“Untuk mengembangkan hal ini Pelabuhan Tanjung Tembaga harus didorong. Onfarm harus dilakukan terlebih dahulu, dan pengolahannya dilakukan di sini,” ujarnya saat Pelantikan Wali Kota Probolinggo Rukmini dan Wakil Wali Kota Probolinggo Suhadak dengan masa jabatan 2014-2019 di Kota Probolinggo, seperti dalam keterangan tertulis yang dilaporkan, Rabu (29/1).
Dia menambahkan, peluang industri pengolahan telah menyumbangkan persentase yang cukup besar terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kota Probolinggo. Sektor ini menyumbang sekitar 14,37 persen terhadap PDRB Kota Probolinggo.
Karena itu, ia yakin jika industri pengolahan dikembangkan lebih lanjut lagi dengan industri kecil pascaagro, akan semakin meningkatkan perekonomian Kota Probolinggo. “Pertumbuhan sektor industri pengolahan di Kota Probolinggo membaik seiring dengan membaiknya industri yang berorientasi ekspor,” ujarnya.
Lebih lanjut disampaikannya, pengembangan sektor industri di Kota Probolinggo terbantu dengan keberadaan terminal kayu, sehingga bisa memasok perusahaan furniture di sekitar Probolinggo dan daerah lain di Jatim. Menurutnya, dengan banyaknya perusahaan nasional dan multinasional yang beroperasi di Kota Probolinggo dapat menunjang pengembangan sektor industri seperti pengembangan kawasan industri dan pergudangan.
Di tempat itu ada pengembangan industri pelabuhan, industri sepanjang jalan Brantas seluas 200 hektare (Ha) di Kecamatan Kademangan, argoindustri seluas 12 Ha di Kecamatan Kedopok, serta sentra peruntukan industri kecil skala rumah tangga menyebar di Kecamatan Kademangan, Wonoasih, dan Kedopok.
Selain itu, lanjutnya, Kota Probolinggo memiliki potensi wisata yang cukup baik. Sehingga tidak mengherankan sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran (PHR) memberikan kontribusi yang terbesar yakni 42,63 persen terhadap PDRB Kota Probolinggo.