Rabu 29 Jan 2014 17:52 WIB

Tahsin Bentuk Kepedulian pada Alquran

Rep: cr01/ Red: Damanhuri Zuhri
Seorang bocah belajar membaca Alquran (ilustrasi)
Foto: AP PHOTO
Seorang bocah belajar membaca Alquran (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Fuji Pratiwi

JAKARTA — Maraknya penyelenggaraan kegiatan perbaikan bacaan Alquran (tahsin) menggembirakan. Sebab, menurut Ketua Umum Ikatan Dai Indonesia (Ikadi) Prof Dr KH Ahmad Satori Ismail, tahsin merupakan bentuk kepedulian terhadap Alquran.

“Selain itu, tahsin dapat memperkokoh spiritualitas seorang Muslim,” kata Satori, Ahad (26/1). Apalagi, kalau kegiatan tahsin ini berlangsung sejak dini. Semakin dini seseorang melakukannya maka spiritualitasnya akan bagus kelak saat dewasa.

Negara yang kuat spiritualitasnya ditopang oleh masyarakatnya yang kokoh juga spiritualitasnya. Satori terus berusaha organisasi yang dipimpinnya terlibat dalam menyebarkan tahsin dan aktivitas tersebut.

Ia melihat beberapa lembaga sudah bagus dalam pengajaran tahsinnya. Mereka menerapkan metode lama hingga metode terbaru untuk memudahkan umat Islam, dari anak-anak hingga orang dewasa, untuk bisa membaca dan menghafal Alquran.

Bahkan, Ikadi mempunyai lembaga pendidikan Alquran. Menurut Satori, ini upaya menyebarkan nilai Alquran kepada masyarakat. Meski ia akui sangat berat namun semua pihak mesti bersungguh-sungguh dalam mendakwahkan isi Alquran.

Menurutnya, jika dalam satu hari mengamalkan ayat Alquran maka kurang dari 20 tahun umat Islam mampu mengamalkan seluruh Alquran.

“Sangat indah tentunya kalau selepas shalat malam, setiap Muslim memohon agar dapat menghafal dan mengamalkan satu ayat pada hari itu.”

Ustaz Muamar AS, instruktur Tahsin Qiraah LTTQ Masjid Fathullah UIN Jakarta, mengatakan, membaca Alquran harus dilakukan dengan cara yang benar. “Harus tahsin,” katanya. Istilah singkatnya membaguskan dan memperbaiki bacaan.

Membaca dengan tahsin berarti memelihara Alquran dari kesalahan. Sebaliknya, tanpa tahsin berujung pada perubahan makna dari ayat yang dibaca. “Pada akhirnya, makna yang salah menyesatkan banyak orang,” ujar Muamar.

Oleh karena itu, belajar membaca Alquran menjadi jalan utamanya. Dan, di zaman sekarang, belajar Alquran dapat melalui Alquran digital.

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement