Senin 03 Feb 2014 17:09 WIB

Kelompok Pemberontak Saling Serang di Suriah

Rep: Gita Amanda/ Red: Djibril Muhammad
Konflik bersenjata di Suriah.
Foto: Reuters/Omar Ibrahim
Konflik bersenjata di Suriah.

REPUBLIKA.CO.ID, ALEPPO-- Pemberontak yang berafiliasi dengan Alqaidah, Negara Islam Irak dan Levant (ISIL), mengklaim telah melakukan pembunuhan dua pemimpin pemberontak lain dalam sebuah pemboman di Suriah.

Ini merupakan sebuah pergeseran nyata dari taktik pemberontak untuk menargetkan struktur komando saingan mereka. Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia melaporkan, pemimpin kelompok Liwa

al-Tawhid Adnan Bakour termasuk salah satu korban tewas.

Total korban tewas dalam pemboman bunuh diri ganda di Aleppo, Sabtu (1/2) berjumlah 26 jiwa. ISIL mengaku melakukan serangan pada kelompok tersebut. Sebab selama ini kelompok al-Tawhid kerap memerangi ISIL di wilayah Aleppo dan sekitarnya.

Dalam serangan lain pada Sabtu malam di Hama, pemimpin kelompok al-Sham Suqour Abu Hussein al-Dik juga dibunuh kelompok ISIL. Charles Lister dari Brookings Doha Center mengatakan pada Aljazirah, ISIL menargetkan markas kunci pos pemeriksaan strategis dan komandan senior berpengaruh, dari kelompok pemberontak saingan.

Observatorium juga melaporkan, lebih dari 100 orang termasuk 65 warga sipil dan 10 diantaranya anak-anak, tewas dalam serangan udara rezim di Aleppo. Serangan itu juga menewaskan anggota Jabhat al-Nusra.

Para pejuang tengah berada di markas mereka saat serangan berlangsung.Serangan udara terjadi sehari setelah pembicaraan damai di Jenewa berlangsung antara pemerintah Suriah dan oposisi. Pembicaraan berakhir tanpa hasil nyata yang dicapai.

Pasukan pemerintah memanfaatkan celah gesekan yang terjadi antara sesama pemberontak, untuk melakukan serangan. Pasukan rezim baru-baru ini melancarkan serangan di wilayah yang dikuasai pemberontak di timur kota.

Menteri Pertahanan Suriah Jenderal Fahd al-Freij, Jumat (31/1), juga sempat mengunjungi bagian utara provinsi Aleppo.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement