REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Koordinator Kesejahteraan Rakyat (Kemenkokesra) mencatat setidaknya masih ada ribuan rumah di 10 kecamatan di Kabupaten Kendal, Jawa Tengah, terendam banjir, hingga Selasa (4/2).
Ketinggian air mencapai 1,5 meter. Banjir disebabkan hujan yang turun sejak Sabtu (1/2) hingga sekarang. Intensitas hujan yang masih cukup tinggi mengakibatkan sungai di Kendal meluap.
Menurut Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Paul Simamora, banjir melanda 10 kecamatan di Kabupaten Kendal sejak Selasa dini hari. Banjir terjadi karena luapan sejumlah sungai, yakni Sungai Blorong Brangsong, Sungai Waridin Kaliwungu, Sungai Blodri Cepiring, Kali Mati Weeleri, dan Kali Kendal.
"Sepuluh kecamatan itu adalah Kecamatan Kaliwungu, Brangsong, Kendal, Cepiring, Rowosari, Kangkung, Weleri, Petabon, Gemuh, dan Ngampel,” kata Paul dalam rilis di situs Kemenkokesra.
Paul menjelaskan, saat ini BPBD masih mendata jumlah rumah yang diterjang banjir. Di samping itu, BPBD juga telah menerjunkan tim SAR dan perahu karetnya untuk membantu warga yang akan mengungsi. "Belum ada laporan adanya korban jiwa,” katanya.
Sementara itu, salah satu warga Kendal, Saliman, mengatakan, air mulai naik sejak Selasa dini hari. Sejak saat itu, air semakin meninggi dan mulai masuk ke beberapa rumah. "Padahal hujan telah reda,” kata dia.
Selain menggenangi rumah warga, banjir juga menggenangi Pantura Ketapang, Pemuda, dan Kendal. Akibatnya, jalan Pantura-Kendal macet mencapai 10 kilometer.
Banjir di wilayah Kendal dan Mangkang, Kota Semarang, menyebabkan angkutan umum seperti bus tidak bisa beroperasi. Akibatnya, banyak warga yang telantar, seperti para pelajar, kaum ibu yang hendak ke pasar, atau para pekerja pabrik yang akan berangkat bekerja.