REPUBLIKA.CO.ID, SUKOHARJO -- Kabar duka dari Kabupaten Sukoharjo, Jateng. Bos pabrik tekstil terintegrasi PT Sri Rejeki Isman Texs (Sritex), HM Lukminto, meninggal dunia. Kabar dari orang dekat, almarhum menghembuskan nafas terakhir di sebuah rumah sakit internasional Singapura, RS Mount Elizabeth, Rabu (5/2) pukul 21.40 WIB.
Belum ada kabar resmi dari keluarga. Informasi meninggal Pak Luk, panggilan akrab HM Lukminto, datang dari sahabat dekat, Sumartono Hadinoto. Dia seorang publik pigur yang dikenal pekerja sosial kemanusiaan. Juga menjabat Sekretaris PMI Solo, dan Ketua PMS (Perkumpulan Masyarakat Surakarta), organisasi WNI Keturunan.
Menurut, Sumartono, saat ini keluarga tengah perjalanan menuju Singapura untuk mengurus jenazah almarhum. ''Betul. Pak Luk meninggal pukul 21.40 waktu Singapura,'' kata sosok laki-laki yang dikenal ramah ini.
Belum diketahui juga, penyebab utama dan penyakit yang dikandung almarhum. Kabar yang beredar, beberapa bulan terakhir, memang tersiar informasi jika kondisi kesehatan Lukminto menurun. Almarhum sudah beberapa kali yang tidak menghadiri beberapa acara. Dikabarkan, ia sering ke Singapura untuk berobat.
Kini, Perkumpulan Masyarakat Surakarta (PMS) yang juga dikenal dekat dengan mendiang almarhum, saat ini tengah menunggu perkembangan selanjutnya dari Singapura. Saat ini, sejumlah anggota keluarga tengah mendampingi jenazah di rumah sakit tersebut. ''Ya, keluarga masih ada disana''.
Terkait rencana pemakamannya, Sumartono, belum bisa memastikan kapan dilakukan. Ia masih menunggu perkembangan informasi dari keluarga yang saat ini masih berada di negara Merlion itu. Menurutnya, jenazah masih di Singapura, dan direncanakan Kamis (6/2) akan dipulangkan ke Indonesia.
Sejumlah tokoh masyarakat, pejabat pemda, TNI dan Polri melayat di rumah duka almarhum yang terletak di Puri Baron, Jl Dr Rajiman 328, Laweyan, Solo. Beberapa tamu yang datang melayat, Komandan Korem (Danrem) 074 Warastratama Kolonel (Inf) Mulyo Aji, Komandan Kodim (Dandim) 0735/Solo Letkol (Inf) Sumirating Baskoro, Pengurus Bagian Kehumasan Perkumpulan Masyarakat Surakarta (PMS) Sumartono Hadinoto.
Danrem 074 Warastratama Kolonel (Inf) Mulyo Aji, mengatakan, dirinya mengaku kaget mendengar berita tersebut. Ia terakhir ketemu Lukminto pada Sabtu (1/2) lalu. ''Saya terakhir ketemu Sabtu (1/2) kemarin, saya begitu mendengar kabar langsung menuju kemari (rumah duka),'' akunya.
Sekilas informasi, HM Lukminto sosok terkemuka dikalangan pengusaha Solo dan sekitarnya. Barangkali, perusahaan yang ia dirintis dari tukang sablon Pasar Klewer, hingga menjadi raksasa dan terintegrited, paling bertahan diantara pabrik tekstil di tanah air.
Lukminto juga dikenal sebagai filantropi. Ia warga WNI keturunan, setelah memeluk Islam dibawah bimbingan Muhammad Amir dari Pesantren Ngruki, Sukoharjo, namanya semakin moncer dibidang kegiatan sosial kemanusiaan.