REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Petani kelapa sawit seharusnya bisa sejahtera. Sayangnya, produktivitas petani khususnya swadaya masih rendah.
Direktur Utama PT Sinar Mas Agro Resources and Technology (SMART) Tbk, Daud Dharsono mengatakan perusahaan tidak lagi bisa diandalkan untuk ekspansi besar-besaran. Jadi apabila target pencapaian produksi nasional 40 juta ton kelapa sawit ingin diwujudkan, petani swadaya harus digenjot kompetensinya. "Sekarang produktivitas petani swadaya berada di kisaran 2 ton per ha," katanya kemarin.
Kinerja ini dikatakan jauh di bawah produktivitas petani plasma. Idealnya, petani swadaya mampu memproduksi sebanyak 5 ton per hektare (ha). Dengan meningkatkan produksi, ada tambahan 4, 65 juta ton minyak mentah (Crude Palm Oil/CPO) untuk melengkapi kebutuhan nasional.
Luas lahan perkebunan kepala sawit mencapai 9,2 juta ha. Sekitar 50 persen lahan merupakan milik perkebunan swasta nasional, 8 persen milik BUMN, dan sisa 42 persen milik petani. Saat ini porsi kepemilikan lahan petani swadaya mencapai 40 persen dari 3,78 juta ha lahan atau setara 1,55 juta ha.
Tahun ini produksi CPO diperkirakan mencapai 30 juta ton. Pada tahun 2020, pemerintah menargetkan pencapaian produksi CPO sebanyak 40 juta ton.
Direktur Konservasi Worl Wildlife Fund Nazir Foead mengatakan industri kelapa sawit masih terus dibayangi isu sosial dan lingkungan. Untuk itu pengusaha perlu mencari strategi jitu agar persoalan ini bisa diatasi. "Dampaknya sangat merugikan industri," katanya.