Sabtu 08 Feb 2014 08:33 WIB

Pengungsi Sinabung Mengadu ke Kapolda Soal Tahu

Rep: Gilang Akbar Prambadi/ Red: Joko Sadewo
Tahu sumedang
Foto: rajarasa.com
Tahu sumedang

REPUBLIKA.CO.ID, KARO -- Kapolda Sumatera Utara (Sumut) Irjen Syarief Gunawan menginstruksikan anggotanya yang menjaga pos pengungsian agar tetap semangat mengemban tugas. Meskipun, para polisi sudah berbulan-bulan harus menemai para pengungsi di pos penampungan.

 

“Kesiapan anggota sudah dicek dalam membantu pengungsi, mereka juga harus siap sampai nanti Pemilu Legislatif (pada bulan April),” ujar Syareif di Pos Pengungsian desa Tanndjung Pulo kepada Republika kemarin.

 

Jenderal bintang dua ini mengatakan, selain melakukan pengecekan, Polda juga bersama Palang Merah Indonesia (PMI) memberikan bantuan kemanusiaan. Sejumlah sayur mayur, makanan berupa tahu, dan obat-obatan didistribusikan ke pos berpenghuni 720 orang itu.

 

Di tengah kunjungannya kepada warga, Syarief mendapat keluhan dari pengungsi jika mereka belum pernah memakan tahu. Sehingga, sumbangan tahu bisa saja tidak dimakan pengungsi. Walaupun rasa penasaran juga tampak dari pengungsi pada panganan dari kacang kedelai ini.

 

Syarief kemudian mengatakan, meski pengungsi tak pernah mencicipi tahu, ia mewanti-wanti warga agar paham tahu yang lain. “Biarpun tidak pernah tahu apa itu rasa tahu, tapi kami harap kawan-kawan (pengungsi) di sini tahu kesehatan, tahu ketertiban dan tahu seperti apa menjaga keamanan di pengungsian. Semoga ketabahan menaungi kawan-kawan semua,” ujar polisi berkumis tebal ini.

 

Pengungsi di pos Desa Tandjung Pulo ini berasal dari Desa Kutambaru. Desa tersebut terletak di kecamatanTiganderke yang dalam sebulan terakhir ini kerap dihujani abu vulkanik. Lokasi penampungan sendiri berjarak 20 Km dari posko utama bantuan di Kabanjahe, Karo. Untuk mencapai pos ini, perlu perjalanan 1,5-2 jam karena kontur jalan yang buruk.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement