REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Insiden ustadz Hariri yang menginjak operator sound system, Entis Sutisna dalam sebuah ceramah di Nagrak, Kabupaten Bandung, Jawa Barat pada bulan lalu memunculkan pertanyaan besar. Yakni, mengapa seorang dai berprilaku demikian.
Soal itu, Ketua Umum Ikatan Dai Indonesia (IKADI), Satori Ismail mengatakan akhlak seorang dai seharusnya diatas rata-rata kebanyakan manusia. "Apapun yang terjadi diluar dari kesengajaan bukan watak aslinya. Sebab, sebagai dai seharusnya memiliki akhlak yang lebih tinggi, karena memiliki kemampuan beribadah dan kedekatan dengan Allah lebih baik dari jamaah," ucap dia kepada ROL, Kamis (13/2).
Dari sisi akidah, kata Kiai Satori, seorang dai juga memiliki keyakinan yang lebih kuat dan kokoh. Faktor ini yang membuat dakwah yang disampaikan kepada masyarakat jelas diterima.
"Yang pasti kami (IKADI) berkeinginan bersilaturahim kepada yang bersangkutan. Mari kita introspeksi diri. Karena, hikmah kejadian ini adalah introspeksi, harapannya agar kita menjadi lebih baik," kata dia.
Kiai Satori mengatakan masyarakat sekarang ini sudah cerdas. Bisa memilah mana yang baik atau tidak. "Dengan kejadian ini semoga hikmah yang baik bisa diambil. Tentu, sebagai dai kita berdakwah jangan sebatas ceramah saja," ucap dia.