Jumat 14 Feb 2014 21:45 WIB

RS di Australia Gagal Perpendek Masa Tunggu di Ruang ICU

Red:
abc news
abc news

REPUBLIKA.CO.ID, AUSTRALIA -- Banyak rumah sakit umum (RSU) di Australia yang tidak berhasil memenuhi target memperpendek masa tunggu di ruang gawat darurat ICU. Termasuk permasalahan daftar tunggu operasi yang tidak mendesak.

Demikian dikemukakan Ikatan Dokter Australia (AMA) dalam Public Hospital Report Card yang dirilis Jumat (14/2). Laporan ini dimaksudkan untuk menilai kinerja rumah sakit umum.

Ketua AMA  Dr Steve Hambleton mengatakan, laporan itu menunjukkan, banyak RSU yang kewalahan dan tidak banyak RSU yang memenuhi target yang ditetapkan bagi masa tunggu departemen darurat dan operasi yang tidak mendesak.

"Laporan itu menunjukkan perbaikan minimal dalam kinerja RSU terhadap target yang ditetapkan pemerintah," katanya.

Didapati, hanya Australia Barat yang memenuhi target akses departemen darurat, sedangkan New South Wales, Victoria dan Wilayah Utara bahkan tidak memenuhi garis minimal target.

Dr Hambleton mengatakan, kegagalan dalam masa tunggu departemen darurat RSU adalah karena rumah-rumah sakit tidak mampu menangani jumlah pasien yang masuk untuk mendapat perawatan.

"Kami mengalami kesulitan di departemen darurat karena banyaknya pasien yang masuk, dan kami kesulitan menerima mereka, seringkali karena kekurangan tempat tidur," katanya.

Kata Dr Hambleton, laporan itu menunjukkan bahwa Pemerintah - yang mengalokasikan 64,6 milyar dolar setahun untuk kesehatan masyarakat - masih kurang berkomitmen pada pendanaan rumah sakit, sehingga menyulitkan rumah-rumah sakit umum untuk memberikan layanan yang memadai.

Dengan anggaran kesehatan meningkat diatas inflasi 4,5 persen, Dr Hambleton mengatakan, pemerintah perlu bekerjasama dengan sektor kesehatan untuk menangani ketidak-efisienan dan prioritas pendanaan.

Kendati prihatin tentang pendanaan dan masa tunggu, Dr Hambleton mengatakan, rumah-rumah sakit umum Australia masih merupakan tempat yang aman untuk mendapat perawatan.

"Kita bisa meyakinkan masyarakat, kalau mereka pergi ke rumah sakit umum, mereka akan mendapat perawatan yang sangat baik," katanya.

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement