Oleh: Afriza Hanifa
Kemunculannya menandai akan datangnya hari kiamat.
Pada zaman dahulu, di masa kenabian Ibrahim, hidup seorang raja yang saleh bernama Zulkarnain. Rakyat sangat menyukainya karena sang raja amat bijaksana.
Pascakepemimpinan raja Namrud yang kejam, Zulkarnain hadir sebagai pengganti yang membawa kesejahteraan bagi rakyatnya. Tak hanya itu, Zulkarnain pun berkiprah besar dalam mendakwahkan agama tauhid yang dibawa Ibrahim.
Zulkarnain amat cerdas dan pandai berpetualang. Ia melakukan ekspedisi ke seluruh dunia untuk menyebarkan agama tauhid. Sang raja amat pandai menguasai bahasa berbagai dunia. Ia juga mahir berlayar melakukan perjalanan dari belahan timur hingga barat bumi.
Pada sebuah perjalanannya, Zulkarnain sampai ke tempat matahari terbenam di bagian barat dunia. Di sana ia mendapati penduduknya tak beriman. Zulkarnain pun kemudian mendakwahkan keesaan Allah. Mereka pun menerimanya dengan gembira.
Perjalanan berlanjut, Zulkarnain tiba di kawasan timur dunia di mana matahari tampak terbit dari sana. Penduduk Timur tersebut amat miskin dan terbelakang hingga tak mampu membangun tempat tinggal. Zulkarnain pun membantu mereka, mengajarkan memiliki tempat yang dapat melindungi diri mereka dari panas dan hujan. Setelah mendapat bantuan, mereka pun menerima dakwah Zulkarnain dengan gembira.
Ia pun melanjutkan kembali perjalanannya. Tibalah Zulkarnain pada sebuah tempat di antara dua gunung. Di bukitnya terdapat sebuah kaum yang tak mengerti bahasa. Zulkarnain yang cerdas pun memerlukan penerjemah untuk memahami ucapan mereka.
Kaum tersebut pun mengeluhkan kesulitan mereka pada Zulkarnain. Mereka selalu dilanda kemiskinan karena harta mereka selalu diambil paksa oleh kaum kejam bernama Ya'juj dan Ma'juj.
Para manusia kejam tersebut berpostur tubuh yang tak biasa, mereka selalu merusak setiap hal yang dilewati. Kaum Ya'juj dan Ma'juj tersebut tinggal di antara dua gunung. Mereka selalu mengganggu kaum di bukit dengan merampas dan merusak segala sesuatu, baik tanaman maupun ternak.
"Hai Zulkarnain, sesungguhnya Ya'juj dan Ma'juj itu orang-orang yang membuat kerusakan di muka bumi maka dapatkah kami memberikan sesuatu pembayaran kepadamu, supaya kamu membuat dinding antara kami dan mereka?" pinta penduduk bukit.
Zulkarnain pun berkeinginan membantu mereka. Namun, tak ada daya upaya kecuali pertolongan Allah. Maka, diajak berimanlah para penduduk bukit dua gunung tersebut.
Setelah mereka beriman, Zulkarnain pun memikirkan cara untuk membatasi mereka dengan kaum kejam Ya'juj dan Ma'juj. "Bawakanlah padaku besi dan tembaga, akan kubuat dinding diantara kalian dan mereka," ujar Zulkarnain.
Maka, dikumpulkanlah segala hasil tambang para penduduk bukit. Zulkarnain kemudian menggali tanah lalu membangun fondasi yang kokoh dari besi. Setelah itu, besi tersebut dipanaskan, lalu dilebur dengan cairan tembaga yang mendidih. Maka, jadilah dinding benteng yang amat kokoh yang mengurung Ya'juj dan Ma'juj di tempat tinggalnya.