REPUBLIKA.CO.ID, DIYARBAKI, TURKI -- Polisi anti huru-hara Turki Sabtu menembakkan gas air mata dan meriam air kepada para demonstran Kurdi yang menyerukan pembebasan pemimpin PKK Abdullah Ocalan yang dipenjarakan saat demonstrasi berubah menjadi kekerasan.
Sekitar 100 pengunjuk rasa Kurdi melemparkan batu dan bom molotov kepada polisi di bagian tenggara, kota dengan mayoritas Kurdi, Diyarbakir, setelah demo besar menandai peringatan penangkapan Ocalan pada tahun 1999 oleh para agen Turki.
Polisi menanggapi dengan menembakkan gas air mata dan meriam air.
Seperti dikutip dari AFP, Ahad (16/2), protes-protes serupa juga terjadi di kota-kota lain di tenggara Turki, dengan polisi sering melakukan intervensi untuk membubarkan kelompok-kelompok itu.
Sebuah demonstrasi besar juga terjadi di kota Strasbourg, Prancis, dengan 30.000 pengunjuk rasa mengambil bagian, menurut penyelenggara meskipun polisi mengatakan jumlah itu lebih mendekati 9.000.
Ocalan, pemimpin Partai Pekerja Kurdistan (PKK) yang dilarang, telah menjalani hukuman seumur hidup di penjara keamanan tingkat tinggi di satu pulau di Istanbul sejak tahun 1999.
Pada Februari 1999, pihak berwenang Turki menangkap dia di Nairobi dan cepat menjatuhkan hukuman mati karena pengkhianatan. Hukuman tersebut diubah menjadi hukuman penjara seumur hidup ketika Turki menghapuskan hukuman mati pada tahun 2002.
PKK, yang masuk daftar hitam sebagai organisasi teroris oleh Turki dan banyak komunitas internasional, meluncurkan pemberontakan untuk memperjuangkan pemerintahan sendiri di bagian tenggara pada tahun 1984, yang menewaskan sekitar 45.000 orang tewas.