Ahad 16 Feb 2014 07:53 WIB

Abu Vulkanis Berpotensi Tambah Beban Drainase

 Sejumlah kendaraan melintas ketika hujan abu vulkanik di Perempatan Tugu, Yogyakarta, Jumat (14/2).     (Antara/Noveradika)
Sejumlah kendaraan melintas ketika hujan abu vulkanik di Perempatan Tugu, Yogyakarta, Jumat (14/2). (Antara/Noveradika)

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA - - Dinas Permukiman dan Prasarana Wilayah Kota Yogyakarta memperkirakan abu vulkanik erupsi Gunung Kelud berpotensi masuk ke saluran drainase dan menambah beban di saluran tersebut.

"Pembersihan abu vulkanik dengan air yang hanya didorong masuk ke saluran drainase justru berpotensi menambah beban saluran karena bisa menjadi sedimen," kata Kepala Bidang Drainase dan Pengairan Dinas Permukiman dan Prasarana Wilayah Kota Yogyakarta, Aki Lukman di Yogyakarta, Ahad (16/2).

Menurut dia, pembersihan abu vulkanik perlu dilakukan dengan hati-hati, yaitu membasahi abu vulkanik menggunakan air secukupnya dan memasukkannya ke karung baru dibuang ke tempat yang aman.

"Mungkin masyarakat merasa takut terkena dampak negatif akibat abu sehingga memilih langsung menyemprotnya dengan air masuk ke drainase," katanya.

Selain pembersihan yang kurang hati-hati, hujan yang masih berpotensi turun di Kota Yogyakarta juga bisa membawa abu vulkanik tersebut masuk ke saluran air.

"Petugas kami sudah mulai membersihkan inlet saluran drainase sebelum Gunung Kelud meletus. Setelah turun hujan abu, inlet kembali tertutup. Petugas pun sudah diturunkan untuk membersihkan inlet-inlet tersebut," katanya.

Aki menambahkan, Dinas Permukiman dan Prasarana Wilayah Kota Yogyakarta akan segera melakukan pelumpuran di saluran drainase yang ada, khususnya di saluran yang berada di jalan protokol.

"Untuk volume abu yang menutupi Kota Yogyakarta, belum dihitung secara pasti. Di tepi jalan utama saja, tumpukan abu bisa mencapai empat centimeter. Tinggal mengalikan dengan panjang ruas jalan," katanya.

Dia mengatakan, akan fokus pada pembersihan lingkungan dari tumpukan abu vulkanik, terlebih Pemerintah Kota Yogyakarta sudah menetapkan status darurat abu vulkanik sejak Jumat (14/2) hingga 20 Februari.

"Selain penanganan abu, masih ada beberapa pekerjaan yang juga masih tetap akan kami tangani seperti penanganan awal untuk talud yang longsor di Kelurahan Bener dan beberapa titik lain," katanya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement