Ahad 16 Feb 2014 14:46 WIB

Warga Kediri Khawatirkan Lahar Dingin

Rep: Erdy Nasrul/ Red: Fernan Rahadi
Abu vulkanik membumbung tinggi keluar dari Gunung Kelud terlihat di Desa Bladak, Blitar, Jatim, Jumat (14/2). (Antara/M Risyal Hidayat)
Abu vulkanik membumbung tinggi keluar dari Gunung Kelud terlihat di Desa Bladak, Blitar, Jatim, Jumat (14/2). (Antara/M Risyal Hidayat)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bencana Gunung Kelud kini memasuki babak baru. Sebelumnya warga dikejutkan dengan erupsi dan hujan debu. Kini warga terancam dengan lahar dingin. Jika hujan deras mengguyur Gunung Kelud, maka lahar dingin dipastikan mulai mengalir.

 

Warga Desa Sidorejo, Kediri, Jawa Timur, Suprapto, menyatakan lahar dingin akan membuat sungai–sungai dari Gunung Kelud meluap. Air  hujan yang turun deras membawa serta lahar dingin. Kalau sudah seperti itu, jelasnya, warga akan menjauhi sungai.

 

Dia menjelaskan biasanya warga memanfaatkan sungai untuk mengairi sawah.  Ada juga yang menangkap ikan disana. “Sungai yang menjadi sumber penghidupan kami sementara waktu tidak dapat digunakan,” ujarnya, saat dihubungi, Ahad (16/2).

 

Suprapto untuk sementara waktu tidak dapat ke sungai. Aktivitas memandikan sapi yang biasa dilakoninya sementara dihentikan. “Pakai air sumur dulu,” imbuhnya. Biasanya sapi–sapi dibawa ke pinggiran sungai untuk mencari rerumputan dan air. Namun kali ini cukup di sekitar pekarangan rumah.

 

Kini Suprapto dan keluarganya tetap tinggal di rumahnya, tidak jauh dari Gereja Bethel yang didirikan sekitar 1940. Setiap hari dirinya membersihkan debu vulkanik yang mengotori halaman rumahnya. “Mulai lima sampai 10 sentimeter tebalnya mas,” paparnya.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement