REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menemukan adanya indikasi kecurangan dalam pelaksanaan lelang terkait pengadaan bus Transjakarta gandeng (articulated) dan Bus Kota Terintegrasi Busway (BKTB).
Indikasi tersebut dikemukakannya secara langsung setelah mendapatkan hasil laporan investigasi yang dilakukan oleh Inspektorat Provinsi DKI Jakarta.
"Saya sudah terima laporan dari Inspektorat. Diketahui bahwa ada kecurangan dalam pengadaan bus Transjakarta dan BKTB. Kecurangan itu terjadi pada proses lelang," kata pria yang akrab disapa Ahok ini di Balai Kota, Jakarta Pusat, Rabu (19/2).
Berdasarkan hasil investigasi, menurut Ahok, kecurangan itu tidak ditemukan dari segi administrasi, namun pada dokumen-dokumen terkait lelang bus tersebut, seperti harga yang melambung tinggi dan pemenang tender yang telah ditentukan.
"Kecurangan itu, misalnya, harga bus yang harga aslinya di China sebesar Rp 1 miliar, tapi didalam dokumen malah ditulis Rp 3 miliar. Selain itu, pemenang tender juga sudah ditentukan. Ini kan curang namanya," ungkap Ahok.
Karena itu, Ahok pun menduga pihak yang terlibat dalam kasus tersebut, yakni Dinas Perhubungan DKI Jakarta selaku pemegang kuasa anggaran sekaligus panitia lelang.
"Mereka (Dishub DKI) itu kan yang pegang anggaran dan juga panitia lelang pengadaan bus Transjakarta dan BKTB. Ya, mereka itu yang bermasalah," tutur Ahok.
Selanjutnya, untuk mengetahui kecurangan-kecurangan yang terjadi secara lebih rinci, Ahok meminta agar Inspektorat Provinsi DKI turut melibatkan Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP) DKI Jakarta.
"Kita perlu orang-orang yang ahli dalam melakukan audit keuangan, terutama dalam penyelenggaraan proyek. Makanya, kita libatkan BPKP DKI saja supaya investigasi juga bisa dilakukan lebih mendalam. Sekarang kan kita sudah bisa melihat adanya mark up anggaran," tambah Ahok.
Sebanyak lima unit bus Transjakarta articulated (gandeng) dan sepuluh unit Bus Kota Terintegrasi Busway (BKTB) ditemukan dalam keadaan berkarat. Sebelumnya, diduga penyebabnya adalah penggunaan suku cadang bekas atau rekondisi.