REPUBLIKA.CO.ID, KIEV-- Presiden Ukraina Viktor Yanukovich mengatakan pada hari Rabu bahwa ia telah menyetujui dilakukannya "gencatan senjata" dengan para pemimpin oposisi dan akan memulai perundingan untuk menghindari pertumpahan darah lebih lanjut.
Langkah itu diambil setelah berlangsungnya kekerasan di jalanan hingga menewakan 25 orang, lapor Reuters.
Pernyataan yang dimuat pada laman kepresidenan itu mengatakan bahwa saat berlangsungnya perundingan dengan tiga pemimpin oposisi utama, Yanukovich pertama-tama setuju melakukan gencatan senjata dan, yang kedua, menyetujui "dimulainya perundingan untuk mengakhiri pertumpahan darah, serta mengembalikan situasi negara ke kondisi stabil dengan menjunjung kedamaian sosial."
Pernyataan dikeluarkan pada malam menjelang kunjungan para menteri luar negeri dari Jerman, Polandia dan Prancis.
Pernyataan itu tampaknya menunjukkan bahwa polisi antihuru-hara, yang pada Selasa malam maju ke Monumen Nasional Kemerdekaan Kiev, tidak akan bertindak lebih jauh dalam membubarkan perkemahan para pengunjuk rasa.
Mantan menteri perekonomian Arseny Yatseniuk, yang merupakan salah satu pemimpin oposisi, mengatakan dalam pernyataan di laman partainya, Batkivshchyna, "Penyerbuan Maidan (Monumen Nasional Kemerdekaan) yang direncanakan pihak berwenang akan dilakukan hari ini, tidak akan terjadi.
"Gencatan senjata sudah diumumkan. Hal utama adalah melindungi kehidupan manusia," katanya.
Yanukovich mengeluarkan pernyataan setelah bertemu dengan Yatseniuk dan dua pemimpn oposisi lainnya, yaitu petinju yang beralih menjadi politisi, Vitaly Klitschko, dan tokoh nasionalis kanan-jauh, Oleh Tyhanibok.