Senin 24 Feb 2014 06:22 WIB

Terganggu Asap, Ribuan Siswa Shalat Minta Hujan

Umat Muslim saat melaksanakan shalat Istisqa atau shalat sunah minta hujan.
Foto: Antara/Arief Priyono
Umat Muslim saat melaksanakan shalat Istisqa atau shalat sunah minta hujan.

REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU - Ribuan siswa sekolah di Kecamatan Tualang, Kabupaten Siak, Riau, melakukan shalat minta hujan atau shalat Istisqa.

Ritual ini dilakukan karena kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan belakangan ini menganggu mereka dalam proses belajar mengajar.

“Kami meminta masing-masing guru agar membimbing murid untuk shalat Istisqa (minta hujan) karena kabut asap masih tebal,” kata Kepala Unit Pelaksana Teknik Dinas (UPTD) Kecamatan Tualang Zahroni di Pekanbaru, Kamis (20/2).

Hukum shalat Istisqa adalah sunnah muakadah bagi yang terkena musibah kelangkaan air untuk minum dan kebutuhan lainnya.

Shalat tersebut dianjurkan bagi kaum Muslimin lainnya yang masih mendapatkan air untuk mendoakan saudaranya yang kekeringan. Ini sebagai bentuk ukhuwah dan tolong menolong dalam kebaikan dan ketakwaan.

Dia mengatakan, shalat minta hujan itu dilakukan bersama di masjid dan mushala terdekat dengan sekolah.

Pihaknya bahkan mengharapkan shalat itu diupayakan digelar murid dan guru pada tiap sekolah yang memiliki sarana peribadatan.

Menurut Zahroni, kabut asap sejak dua hari terakhir ini pekat menyebabkan mata perih bila mengendarai sepeda motor dan anak didik terpaksa mengunakan masker dalam kelas.

Dinas Pendidikan Kabupaten Siak pun memerintahkan kepala sekolah untuk meliburkan sekolah bila dianggap dapat membahayakan kesehatan anak didik.

Dia mengatakan, aparat pemerintah setempat dan Pemprov Riau bersama Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) berupaya untuk memadamkan api di Siak dan beberapa wilayah lainnya.

Hanya, upaya pemadaman belum juga maksimal karena dari pantauan satelit titik api terlihat lebih dari 240 lokasi. Dia menambahkan, bila murid secara beramai-ramai minta hujan semoga saja dikabulkan dan api yang membakar lahan dapat padam.

Sedangkan, pihaknya menunggu laporan dari aparat berwenang, bila memang dapat membahayakan kesehatan bagi murid maka kegiatan belajar dihentikan.

Pihaknya mengharapkan bila setelah pulang sekolah agar anak didik melakukan kegiatan dalam ruangan dan hindari di luar ruangan.

sumber : antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement