REPUBLIKA.CO.ID, HAVANA -- Pemberontak Pasukan Angkatan Bersenjata Revolusioner Kolombia (FARC) pada Sabtu membantah bertanggungjawab atas pemboman supermarket yang menyebabkan empat orang tewas.
Seorang anggota delegasi FARC menghadiri perundingan perdamaian di Havana mengatakan bahwa kelompok itu tidak terlibat dalam pemboman Rabu di kota Quibdo. Kekerasan tersebut juga melukai 10 orang.
Perunding FARC, Marcos Calarca, mengatakan kelompok itu biasanya dituduh melakukan kekerasan oleh otoritas di Kolombia.
"Kami terbiasa dengan ini. Segala sesuatu negatif yang terjadi di Kolombia selalu dikaitkan dengan FARC," kata Calarca. "Bahkan jika tanaman rusak akibat hujan deras atau kekeringan pun itu adalah kesalahan kami."
Polisi setempat di Quibdo, ibu kota Provinsi Choco di perbatasan dengan Panama, sebelumnya menyalahkan FARC atas serangan-serangan itu.
FARC, yang telah memerangi pemerintah selama setengah abad, telah berada dalam pembicaraan perdamaian dengan Bogota selama lebih dari satu tahun. Tetapi, serangan bersenjatanya terus karena tidak adanya perjanjian gencatan senjata.
Polisi di Quibdo juga sedang menyelidiki kemungkinan keterlibatan kelompok bersenjata lainnya, Los Urabenos. Kelompok itu, yang terdiri dari mantan paramiliter sayap kanan, adalah salah satu dari organisasi perdagangan narkoba di Kolombia yang paling ditakuti.