Selasa 04 Mar 2014 16:58 WIB

Parkir Liar Merajalela di Pasar Pramuka

Rep: c40 / Red: Karta Raharja Ucu
Parkir liar.  (ilustrasi)
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Parkir liar. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Ridwan Hasan (43 tahun) berkali-kali membunyikan klakson mobilnya saat terjebak kemacetan di Pasar Burung, Jalan Pramuka, Jakarta Timur, Ahad (2/3). Ridwan kesal lantaran kemacetan itu bukan karena volume kendaraan meningkat, melainkan karena separuh badan jalan diperuntukkan parkir sepeda motor dan mobil.

Ia menggerutu lantaran parkir liar itu mengganggu ketertiban umum dan lalu lintas. “Jalan raya itu milik publik, milik masyarakat umum. Maka jangan digunakan fasilitas umum itu dengan egoisme. Pikirkan pengendara lain,” kata Ridwan saat ditemui ROL.

Parkir liar tersebut jelas mengganggu pengendara yang melintas. Menurutnya, parkir liar itu memperparah kemacetan lalu lintas di DKI Jakarta yang memang sudah akut. Ridwan mengungkapkan bahwa parkir memakan separuh badan jalan sebenarnya tidak hanya merugikan pengendara lain yang melintas, tetapi juga merugikan si pemilik mobil yang parkir sendiri. “Terus kalau sampai kena senggol atau keserempet mobil yang melintas gimana?” ujar Ridwan.

ROL mencoba menelusuri parkir liar di Pasar Pramuka. Di sepanjang rel kereta api Jalan Pramuka sampai hilir Pasar Obat Pramuka dipenuhi mobil pribadi. Ruas Jalan Pramuka yang lebarnya hanya sekitar delapan meter termakan separuhnya. Kemacetan panjang pun tidak terhindarkan.

Ironisnya, di sekitar lokasi parkir liar tersebut ada seorang polisi lalu lintas yang sedang berjaga. Bukannya melarang, polantas tersebut malah terlihat membiarkan juru parkir memandu para pengendara yang ingin memarkirkan kendaraannya di bahu jalan.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement