REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Perilaku Chris Brown yang agresif tampaknya terkait dengan gangguan bipolar dan stres pascatrauma yang dialaminya. Penyanyi kulit hitam ini hadir dalam sebuah sidang akhir pekan lalu untuk mendengarkan kasus penyerangan yang dulu dilakukannya terhadap mantan kekasihnya, Rihanna.
Mengenakan setelam abu-abu, penyanyi 'Fine China' itu duduk di samping ibunya, Joyce Hawkins. Dalam sidang itu, pengadilan menyebutkan bahwa Brown sering merespon tindakannya dengan kontak fisik karena gangguan mental, kurang tidur yang parah, sehingga dia perlu mendapatkan pengobatan Pasca-Trauma Stress Disorder (PTSD).
Dokumen pengadilan menyebutkan bahwa Brown juga perlu bekerja ekstra keras untuk melayani masyarakat sebagai hukuman tambahan. Dia sudah menyelesaikan 250 jam kerja di masyarakat dan masih memiliki sisa 750 jam lagi. Dia diperkirakan akan menyelesaikan kewajibannya itu akhir Oktober ini.
"Sikap Brown melayani masyarakat perlu menjadi teladan," tulis laporan itu, dilansir dari Aceshowbiz, Kamis (6/3).
Pengacara Brown, Mark Geragos, mengatakan, hakim cukup puas dengan kemajuan dalam diri Brown. Brown dinyatakan sudah lebih sehat dan menjalani hukumannya dengan baik.
Brown diperkirakan masih akan tinggal di panti rehabilitasi sampai pihak berwenang yang menangani kasus penyerangan yang dilakukannya di Washington DC beberapa waktu lalu menyelesaikan kasusnya.