Rabu 12 Mar 2014 00:41 WIB

Meski Ditembaki, Hamas Masih Anggap Mesir Saudara

Rep: Elba Damanhuri/ Red: A.Syalaby Ichsan
Logo Hamas
Logo Hamas

REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Segala upaya dilakukan untuk meredakan ketegangan hubungan antara Mesir dan Hamas. Hamas menyatakan, Mesir adalah saudara dan tetangga mereka yang sangat baik dan penuh pengertian.

Karena itu, kata Wakil Kepala Biro Politik Hamas, Musa Abu Marzuk, Hamas akan selalu menjaga hubungan baik dengan negara tetangganya itu. "Kami tidak pernah menyerang dan mengganggu Mesir. Sebaliknya, kami sempat ditembaki di perbatasan," kata Musa seperti dikutip Al-Ahram, Selasa (11/3).

Hamas, jelas dia, malah mendukung damai dan amannya Mesir karena rakyat Palestina mencintai Mesir. Palestina sulit hidup tanpa rakyat dan Pemerintah Mesir.

Marzuk menegaskan, anggota Hamas dan rakyat Palestina tidak pernah menyerang kantor polisi, penjara, ataupun keributan di Mesir. Ketika militer Mesir menembaki warga Palestina di perbatasan, mereka tidak membalas kecuali kembali ke tanah Palestina.

Hubungan Hamas-Mesir makin memanas setelah pengadilan di Kairo melarang segala aktivitas Hamas di perbatasan Mesir-Gaza. Pengadilan juga memerintahkan pembekuan aset-aset Hamas di negeri piramida itu.

Mesir menganggap Hamas telah mengacaukan urusan dalam negerinya sehingga perlu mendapat 'hukuman'. Rezim Mesir saat ini menilai Hamas memiliki hubungan spesial dengan mantan presiden Muhammad Mursi yang terguling.

Mesir juga menutup terowongan-terowongan menuju Gaza yang selama ini digunakan untuk membawa segala barang ke Palestina. Puluhan terowongan dilaporkan telah dihancurkan.

Sejumlah pemuda Hamas mengecam dan menolak keras keputusan pengadilan Kairo tersebut. Menurut mereka, tindakan pelarangan segala aktivitas Hamas dan organisasi yang didukung Hamas sama saja dengan Mesir mendukung negara Israel berdiri.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement