REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Segala upaya dilakukan untuk meredakan ketegangan hubungan antara Mesir dan Hamas. Hamas menyatakan, Mesir adalah saudara dan tetangga mereka yang sangat baik dan penuh pengertian.
Karena itu, kata Wakil Kepala Biro Politik Hamas, Musa Abu Marzuk, Hamas akan selalu menjaga hubungan baik dengan negara tetangganya itu. "Kami tidak pernah menyerang dan mengganggu Mesir. Sebaliknya, kami sempat ditembaki di perbatasan," kata Musa seperti dikutip Al-Ahram, Selasa (11/3).
Hamas, jelas dia, malah mendukung damai dan amannya Mesir karena rakyat Palestina mencintai Mesir. Palestina sulit hidup tanpa rakyat dan Pemerintah Mesir.
Marzuk menegaskan, anggota Hamas dan rakyat Palestina tidak pernah menyerang kantor polisi, penjara, ataupun keributan di Mesir. Ketika militer Mesir menembaki warga Palestina di perbatasan, mereka tidak membalas kecuali kembali ke tanah Palestina.
Hubungan Hamas-Mesir makin memanas setelah pengadilan di Kairo melarang segala aktivitas Hamas di perbatasan Mesir-Gaza. Pengadilan juga memerintahkan pembekuan aset-aset Hamas di negeri piramida itu.
Mesir menganggap Hamas telah mengacaukan urusan dalam negerinya sehingga perlu mendapat 'hukuman'. Rezim Mesir saat ini menilai Hamas memiliki hubungan spesial dengan mantan presiden Muhammad Mursi yang terguling.
Mesir juga menutup terowongan-terowongan menuju Gaza yang selama ini digunakan untuk membawa segala barang ke Palestina. Puluhan terowongan dilaporkan telah dihancurkan.
Sejumlah pemuda Hamas mengecam dan menolak keras keputusan pengadilan Kairo tersebut. Menurut mereka, tindakan pelarangan segala aktivitas Hamas dan organisasi yang didukung Hamas sama saja dengan Mesir mendukung negara Israel berdiri.