Rabu 12 Mar 2014 18:17 WIB

Pameran Peta Langka di Australia Berjalan Sukses

Red:
abc news
abc news

Ketertarikan terhadap peta rupanya cukup besar di Australia. Ini terlihat dari jumlah pengunjung pameran tentang peta Perpustakaan Nasional di Ibu Kota negara, Canberra, yang melampaui 100 ribu orang. Jumlah yang memecahkan rekor pengunjung pameran di perpustakaan tersebut  melebihi yang diharapkan.

Pameran berjudul 'Mapping Our World: Terra Incognita to Australia' tersebut menampilkan beberapa peta yang paling tua dan paling langka di dunia.

Pameran ini mengikuti sejarah ilmu kartografi, mulai dari zaman Yunani kuno, hingga penjelajahan Eropa dan Kapten Cook, yang dianggap berperan besar dalam sejarah Australia.

dYang membuka acara ini pada bulan November tahun lalu adalah aktor Russell Crowe, yang mengaku tergila-gila akan peta.

Saat ditutup hari Senin (10/3) lalu, terhitung 118.264 orang telah mendatangi pameran tersebut. Jumlah ini melampaui rekor pameran sebelumnya di perpustakaan tersebut, yaitu 115.081 pengunjung.

Untuk mengunjungi pameran 'Mapping Our World'  itu tidak dikenakan biaya. 

Salah satu kurator pameran, Nat Williams, mengatakan bahwa minat terhadap peta melebihi dugaan. "Ada kesan orang-orang benar-benar terhubung dan ingin terhubung dengan dunia mereka, dan ingin tahu cerita di balik keberadaan kita di sini. Dan mereka ingin membedah mitos tentang Kapten Cook, Matthew Flinders, penjelajahan bangsa Belanda dan Portugis," ucapnya, baru-baru ini.

Dalam pameran tersebut ditampilkan antara lain 135 peta, termasuk peta-peta rahasia VOC Belanda, atlas, dan alat-alat penjelajahan. Kebanyakan dari barang-barang ini belum pernah dilihat di belahan Bumi selatan.

Pihak-pihak yang meminjamkan barang pameran antara lain Perpustakaan Negara Inggris, Vatikan, dan Perpustakaan Nasional Perancis.

Dalam beberapa peta bersejarah, terlihat juga proses penemuan dan pemetaan benua Australia.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement