REPUBLIKA.CO.ID, AUSTRALIA -- Sebuah LSM yang bergerak di bidang lingkungan di Australia, Ceres Global akan menyelenggarakan perjalanan ke Indonesia dan Timor Leste antara Mei danJuni 2014. Kegiatan ini merupakan perjalanan pertukaran budaya, dan lingkungan.
Ceres Global sudah menyelenggarakan perjalanan serupa ke Indonesia selama empat tahun terakhir guna membangun persahabatan dan pendekatan dengan organisasi mitra di Indonesia, Yayasan Usaha Mulia.
Tahun 2014, mereka akan melawat ke dua kawasan baru yaitu Lombok dan Bali. Perjalanan ke Lombok akan dilakukan bulan Juni, dimana peserta akan mengunjungi Desa Sembalun di kaki Gunung Rinjani.
Di kedua negara itu mereka akan melakukan kegiatan dengan masyarakat setempat dalam hal pengajaran bahasa Inggris, pertanian organik, dan pengelolaan sampah, selain juga menikmati budaya setempat seperti tenunan, tarian dan musik tradisional.
Untuk kunjungan ke Bali, para peserta akan berada di Nusa Penida, dimana mereka akan melakukan kegiatan dengan Yayasan Friends of the National Parks Foundation (FNPF) dengan fokus konservasi dan penanaman kembali hutan, dan juga terlibat dalam kegiatan membantu masyarakat dalam soal bahasa Inggris dan komputer.
Untuk kunjungan ketiga peserta akan mengunjungi Jakarta dan menuju ke Cipanas di kawasan Puncak, guna bekerja sama dengan Yayasan Usaha Mulia dalam upaya meningkatkan standar masyarakat miskin. Yayasan Usaha Mulia bergerak di bidang seperti air dan sanitasi, kesehatan ibu dan anak, kesehatan, pertanian, dan usaha mikro kredit bagi wanita.
Untuk masing-masing kunjungan itu akan berlangsung selama 10 hari dan biaya yang diperlukan adalah $ AUD1350 (sekitar Rp 13,5 juta) tidak termasuk ongkos pesawat.
Untuk ke Timor Leste ini adalah perjalanan yang pertama kali yang akan diselenggarakan bulan Mei 2014. Dalam kunjungan kemasyarakatan ini, para peserta akan bertemu dengan anggota masyarakat maupun organisasi di berbagai desa mendengar, belajar dan memahami tantangan yang mereka hadapi, dan juga berbagi pengalaman dari Australia.
Kunjungan akan dibagi dalam dua periode. Masing-masing periode berlangsung selama 10 hari di desa terpencil di Baguia, dan 10 hari berikutnya di Dili, Remexio dan Aileu.
Bagi mereka yang suka berpetualang, ini mungkin bisa menjadi alternatif menarik. Pasalnya, selama kunjungan ke desa-desa terpencil di Timor Leste ini mereka diharapkan akan melakukan perjalanan dengan berjalan kaki selama 5-6 jam sehari selama lima hari.
Untuk kunjungan selama 10 hari tersebut, setiap peserta dipungut biaya $ AUD 1350 (sekitar Rp 13,5 juta) di luar ongkos pesawat.
Ceres adalah kependekan dari Pusat Pendidikan dan Riset Strategi Lingkungan, sebuah lembaga nirlaba yang berada di lahan seluas 4,5 hektar di Brunswick Timur, Melbourne.
Ini adalah sebuah komunits yang terus berkembang, menjadi pusat pendidikan lingkungan terbesar di Australia. Setiap tahunnya sekitar 350 ribu orang mengunjungi Ceres.