Jumat 14 Mar 2014 20:26 WIB

PKB Belum Pikirkan Koalisi

Rep: Erdy Nasrul/ Red: Bilal Ramadhan
 Baliho sosialisasi caleg dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) yang menggunakan foto Gus Dur di kawasan Ciputat, Tangerang Selatan, Banten, Rabu (15/1).
Foto: Antara/Muhamad Iqbal
Baliho sosialisasi caleg dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) yang menggunakan foto Gus Dur di kawasan Ciputat, Tangerang Selatan, Banten, Rabu (15/1).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Bendahara Umum DPP PKB, Baharudin Nasori, menyatakan koalisi parpol Islam mungkin saja terjadi. Koalisi tersebut akan menjadi kekuatan tersendiri di parlemen. Pihaknya menyatakan yang paling utama diraih adalah perolehan suara pileg. PKB, jelasnya, menargetkan 20 persen suara dengan seratus kursi DPR RI.

Kalau itu terwujud, jelasnya, barulah memikirkan koalisi. “Jadi koalisi nanti setelah pileg,” papar Baharudin, saat dihubungi, Jumat (14/3).

 

Menurutnya akan lebih baik jika parpol Islam mampu meraih dua digit perolehan suara. Hal itu diyakininya mampu menjadikan Parpol Islam sebagai kekuatan politik yang disegani. Untuk mewujudkannya, parpol Islam harus maksimal turun ke akar rumput.

 

Parpol Islam dinilai mampu mengusung capres sendiri. Berdasarkan survey Cirus Surveyors Group, bila pemilu legislatif diselenggarakan hari ini, maka PKB meraih 7,8 persen, PPP 7,3 persen, PAN 4,9 persen, PKS 3,8 persen, dan PBB 0,8 persen. Total semuanya adalah 24,6 persen.

 

Kebanyakan pemilih PKB berada di Jawa Tengah – DIY (26,3persen) dan Jawa Timur (32,9 persen). Pemilih PAN yang terbesar berada di Jawa Barat (19,6 persen), dan Jateng – DIY (16,8 persen). Kebanyakan pemilih parpol Islam lainnya tersebar di Pulau Jawa. Pemilih parpol Islam kebanyakan mulai berusia 26 sampai 55 tahun.

 

Data tersebut menunjukkan kemampuan parpol Islam untuk mengusung capres sendiri. Ambang batas untuk mengikuti pilpres adalah 20 persen. Sedangkan koalisi parpol Islam melebihi itu.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement