Sabtu 15 Mar 2014 09:10 WIB

Demi Bidadari Surga (1)

Ilustrasi
Foto: Vtj.ca
Ilustrasi

Oleh: Rosita Budi Suryaningsih

Saat menghadapi lawan kesepuluh, sang pemuda syahid.

Dalam setiap peperangan atas nama Allah, banyak umat Muslim yang gugur. Setiap mujahid yang yakin dengan Allah dalam perang dijanjikan surga dengan penuh kenikmatannya.

Dalam kitab al-Wa'adh wa ar-Raqaiq dari Abdul wahid bin zaid, kisah ini dijelaskan. Saat itu, pasukan Abdul Wahid sedang bersiap untuk berperang melawan musuh. Kisah ini terjadi pada zaman keemasan Islam sekitar zaman dinasti bani Umayyah atau bani Abbasiyah.

Saat itu, beberapa sahabatnya segera bersiap dan membacakan beberapa ayat Alquran, yaitu surat at-Taubah ayat 111. Waktu itu Abdul Wahid melihat seorang pemuda belia yang usianya sekitar 15 tahun. Ayah pemuda tersebut telah meninggal dan mewariskan harta yang banyak padanya.

Pemuda itu bertanya pada Abdul Wahid. "Benarkah Allah akan membayar jiwa dan harta orang-orang mukmin dengan surga?" tanya sang pemuda. Ia pun membenarkannya.

Sang pemuda pun kemudian menyatakan dirinya sanggup menyerahkan jiwa dan hartanya demi surga, dengan maksud ingin ikut jihad berperang.

Abdul Wahid pun berkata, "Wahai saudaraku, sesungguhnya tebasan pedang itu sangat dahsyat, sedangkan engkau masih sangat belia. Aku khawatir engkau tidak mampu bersabar dan akhirnya lemah ketika menghadapi ujian itu."

Sang pemuda tetap memantapkan hatinya untuk berjihad di jalan Allah. "Wahai Abdul Wahid, sesungguhnya aku telah menjual jiwaku kepada Allah dengan imbalan surga. Dan, aku sangat bergembira bahwa aku telah bersumpah kepada Allah dengan sungguh-sungguh untuk menyerahkan diriku kepada-Nya," katanya menegaskan.

Mendengar perkataan pemuda tersebut, Abdul Wahid merasa jiwanya berubah menjadi kerdil dan lalai. Ia membayangkan anak laki-laki semuda itu mampu berpikir dengan indahnya.

Kemudian, pemuda itu segera mengambil seluruh harta yang dia miliki dan dia infakkan semuanya, kecuali seekor kuda dan persenjataan yang dia miliki. Ketika datang waktu keluar untuk berjihad, pemuda itulah orang yang pertama kali maju untuk berjihad.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰبَنِيْٓ اٰدَمَ لَا يَفْتِنَنَّكُمُ الشَّيْطٰنُ كَمَآ اَخْرَجَ اَبَوَيْكُمْ مِّنَ الْجَنَّةِ يَنْزِعُ عَنْهُمَا لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوْاٰتِهِمَا ۗاِنَّهٗ يَرٰىكُمْ هُوَ وَقَبِيْلُهٗ مِنْ حَيْثُ لَا تَرَوْنَهُمْۗ اِنَّا جَعَلْنَا الشَّيٰطِيْنَ اَوْلِيَاۤءَ لِلَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ
Wahai anak cucu Adam! Janganlah sampai kamu tertipu oleh setan sebagaimana halnya dia (setan) telah mengeluarkan ibu bapakmu dari surga, dengan menanggalkan pakaian keduanya untuk memperlihatkan aurat keduanya. Sesungguhnya dia dan pengikutnya dapat melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan setan-setan itu pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman.

(QS. Al-A'raf ayat 27)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement