REPUBLIKA.CO.ID, KIEV -- Menteri Dalam Negeri Ukraina menyatakan pasukannya telah mengendalikan sistem jaringan transportasi dan distribusi gas di negaranya. Pihaknya pun menambah pasukan untuk mengamankan sistem jaringan itu.
Dalam pernyataannya, seperti dilansir dari The Star, Senin (17/3), langkah tersebut dilakukan setelah perdana menteri memerintahkan untuk mengamankan aset infrastruktur terpenting di negerinya.
Namun, tidak dijelaskan lebih lanjut terkait hal itu. Ukraina sendiri tengah dalam keadaan krisis setelah penggulingan Presiden Viktor Yanukovych yang kemudian semakin diperpanas dengan tindakan Rusia yang mengambil alih semenanjung Krimea.
Rusia berdalih akan mengirimkan pasukannya untuk melindungi warga yang berbahasa Rusia. Sedangkan, menurut sebuah media lokal, sebuah kelompok sayap kanan mengatakan tindakan invasi yang dilakukan Rusia dapat dibalas dengan penyerangan jaringan pipa milik Rusia yang mengalirkan ekspor gas ke negara-negara Barat di Eropa melalui Ukraina.