REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta Senin (17/3) pagi menguat menjadi Rp 11.259 per dolar AS.
"Secara perlahan rupiah bergerak menguat, tampaknya eforia politik di dalam negeri yang diperkirakan lancar menjadi sentimen positif di pasar uang dalam negeri," kata Kepala Riset Trust Securities, Reza Priyambada di Jakarta, Senin (17/3).
Di sisi lain, lanjut dia, Bank Indonesia yang mempertahankan suku bunga acuan (BI rate) di level 7,5 persen dinilai bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia dapat lebih dipacu, terutama dari sisi penyaluran kredit dimana sebelumnya sempat terjadi perlambatan pertumbuhan.
Meski demikian, lanjut dia, pasar valuta asing di negara berkembang, termasuk Indonesia tetap diliputi kekhawatiran dari eksternal terutama menjelang penyelenggaraan referendum di Crimea. "Dengan meningkatnya kembali kecemasan tersebut pelaku pasar uang bisa memilih untuk switching ke aset-aset valas lainnya yang dinilai save haven, di antaranya dolar AS dan yen," katanya.
Terkait dengan sentimen politik di dalam negeri, Pengamat pasar uang Bank Himpunan Saudara Rully Nova memperkirakan bahwa hanya bersifat jangka pendek. "Diperkirakan hanya sampai pemilu selesai dilaksanakan, setelah itu pasar akan kembali mencermati fundamental ekonomi dan faktor lainnya," katanya.