Senin 17 Mar 2014 15:33 WIB

Gubernur Jabar: Hutan Konservasi Haram Ditebang

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Yudha Manggala P Putra
Kehutanan - ilustrasi
Kehutanan - ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pemprov Jabar, menargetkan luas hutan di Jabar bisa melebihi Yogyakarta. Saat ini, provinsi itu memiliki hutan terluas di pulau Jawa sementara Jabar ada di posisi kedua.

Menurut Gubernur Jabar, Ahmad Heryawan, tahun ini Pemprov Jabar menargetkan luas hutan tutupan di Jabar bisa mencapai 45 persen. Saat ini, baru tercapai sekitar 35,2 persen.  Untuk mengejar target tersebut, Ia harus meyakinkan masyarakat agar mau memanfaatkan hutan tanpa merusak hutan tersebut. Apalagi, hutan konservasi tak boleh sama sekali ditebang.

''Hutan konservasi, haram ditebang. Misalnya, cagar alam dan taman nasional. Sampai kiamat tiba, haram ditebang,'' ujar Heryawan kepada wartawan usai acara Peringatan Hari Rimbawan, Senin (17/3).

Heryawan mengatakan, luas hutan di Jabar sebenarnya sudah cukup baik. Karena, nomor 2 setelah Yogyakarta di Jawa. Tapi, Jabar harus mengejar Yogyakarta. Masyarakat, harus terus membangun hutan produksi agar setelah ditebang bisa ditanami kembali. Karena, bagaimana pun hasil pohon masih dibutuhkan masyarakat seperti  kayu jati, bubur kertas dan hasil kayu lainnya.

Dikatakan Heryawan, keberadaan hutan sangat penting. Karena, bisa menyelamatkan berbagai hal. Dari mulai hidrologi air, udara bersih,  erosi, maupun  iklim. Bahkan, hutan bisa menjaga keselamatan manusia karena bisa mencegah terjadinya longsor. ‘’Keberadaan hutan ini luar biasa, makanya kami harus komitmen perbaiki hutan,’’ katanya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement