REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengguna internet di Indonesia tak akan berhenti di angka 80 juta saja dan masih akan terus bertambah. Lonjakan pengguna otomatis akan membuat trafik internet dan konsumsi bandwidth internasional yang mahal terus bertambah.
Tak bisa dipungkiri, era mobilitas tinggi saat ini telah mendorong pengguna ponsel, tablet, laptop, maupun perangkat komunikasi lainnya yang dilengkapi dengan akses internet makin bertambah banyak.
Bagi operator telekomunikasi dan Internet Service Provider (ISP), ini artinya dibutuhkan kapasitas bandwidth yang makin besar agar mampu melayani pelanggan yang semakin banyak untuk akses konten, internet yang cepat, dan mengunduh berkas dalam ukuran besar.
"Sementara biaya untuk menyediakan bandwidth tersebut tidaklah murah, dan di Indonesia cenderung masih tinggi," kata Yohan Gunawan, Division Head Infrastructure & Network Solution Multipolar Technology, di sela IndoTelko Forum, Balai Kartini, Jakarta, Selasa (18/3).
Oleh sebab itu, menurutnya, operator dan ISP harus memikirkan bagaimana caranya agar tidak semua akses pelanggan harus melalui bandwidth internasional, apalagi jika konten yang dituju juga pernah diakses oleh banyak pelanggan lainnya.
Salah satu solusinya, kata Yohan, adalah dengan melakukan cache untuk penyimpanan sementara dan selalu up-to-date terhadap konten-konten yang diakses oleh pelanggan.
Dengan demikian, saat pelanggan yang lain mengakses atau mengunduh konten yang sama, maka cukup dilayani oleh Cache System atau secara lokal, yang tentunya tidak perlu lagi lewat jalur link atau bandwidth internasional.
"Hasilnya, selain trafiknya lebih efisien, para pelanggan juga akan merasakan akses yang lebih cepat. Efisiensi penghematan bandwidth yang dicapai antara 30%-40%, tergantung besarnya jumlah pelanggan dan trafik yang lewat," lanjut Yohan.