Oleh: Mohammad Akbar
Lengkungan hypostyle
Selintas, tampilan fasade Masjid Raya Bogor ini seperti mengadopsi desain hypostyle atau Arab-plan. Gaya ini menjadi salah satu keagungan seni arsitektur Islam yang pernah tumbuh pada masa Abbasiyah dan Umayyah.
Di masjid Raya Bogor ini, adopsi itu terlihat dari hadirnya lori-lori yang beratap melengkung. Lengkungan itu sekaligus menjadi penghias bagi tampilan muka masjid.
Namun, lengkungan-lengkungan hypostyle itu tak hanya tersaji pada bangunan masjid. Pada bagian menara, terlihat lengkungan itu justru menjadi semacam topi bagi jendela.
Menara dari masjid ini cukup unik. Pada bagian dasarnya berbentuk kotak yang bertumpuk menjadi dua. Lalu pada tiang menara yang menjulang memiliki bentuk heksagonal.
Bagian dasar dari menara ini ternyata dimanfaatkan sebagai perkantoran. Posisinya berseberangan dengan masjid. Di antara menara dan masjid itu terhubung sebuah lorong yang memiliki latar pemandangan Gunung Salak.
Saat hendak memasuki bagian dalam, pengunjung akan menemukan pintu yang terbuat dari kaca. Kusennya terbuat dari bahan aluminium. Material semacam ini memberikan kesan bangunan modern. Sebelumnya, bagian pintu dan kusen hanya terbuat dari material kayu.
Setelah memasuki bagian interior, pandangan akan langsung tertuju pada bagian mihrab. Bagian ini menjadi salah satu perubahan paling besar yang dilakukan pada proses revitalisasi masjid.
Pada tampilan sebelum revitalisasi, mihrab masjid sederhana saja tampilannya. Bagian ini hanya memiliki satu ruang kecil berbentuk kotak. Di bagian atas kotak itu hadir warna hitam dengan lis kuning yang menyerupai hijab Ka'bah. Posisinya berada di tengah-tengah tembok yang dilapisi dinding marmer berwarna putih.
Kini, tampilan mihrab telah berubah. Penandanya begitu jelas dengan tembok dinding bagian muka. Pada bagian ini dihiasi cetakan berbahan dasar GRC Board. GRC Board adalah material papan yang terbuat dari semen fiber-glass. Pada sisi kiri dan kanan mihrab itu dihiasi oleh kaligrafi tulisan Arab yang diambil dari penggalan ayat-ayat Alquran.
Pada bagian tengahnya, terdapat ruang yang menjorok ke dalam. Bentuknya cekung dengan bagian atasnya dihiasi oleh ukiran yang cukup rumit. Sedangkan pada tampilan sebelum revitalisasi, ruang sebagai tempat imam berdiri itu hanya berbentuk kotak.