Kamis 20 Mar 2014 08:55 WIB

Dakwah yang Memberdayakan (2-habis)

Rep: Ani Nursalikah/Rosita Budi Suryaningsih/ Red: Chairul Akhmad
Ilustrasi
Foto: Bmh.or.id
Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, Selain menggerakkan para dainya, Hidayatullah mendirikan lembaga zakat Baitul Maal Hidayatullah (BMH) pada 2000.

Ketua Bidang Pelayanan Umat Hidayatullah Tasyrif Amin menyatakan, lembaga ini menyebar di 286 kota seluruh Indonesia yang ditujukan untuk dakwah dan pemberdayaan umat. “Kalau tidak ada BMH, Hidayatullah tidak bisa mandiri,” ujar dia.

Salah satu programnya adalah konversi ternak yang dimiliki mualaf di Tengger, Jawa Timur. Sudah ada 1.800 mualaf.

Sayangnya, meski telah berislam, mereka masih ada yang beternak babi. BMH mengganti hewan ternak babi menjadi kambing. Mereka menghimpun donasi dan dana yang terkumpul untuk membeli kambing dan diserahkan kepada mualaf.

Mualaf memperoleh satu ekor kambing indukan dan lima ekor kambing betina. Kambing ternak ini kelak dapat dijual untuk berbagai keperluan. Di antaranya, guna memenuhi kebutuhan katering, akikah, dan sebagai hewan kurban saat Idul Adha. Konversi ternak ini merupakan yang pertama. Bila menuai sukses di Tengger, akan diterapkan secara nasional.

Konversi ini hanyalah salah satu pemberdayaan BMH yang berjalan di Tengger. Aktivitas lainnya adalah pendirian taman kanak-kanak dan pendidikan anak usia dini, pemeriksaan kesehatan secara berkala, khitanan untuk para mualaf, baik orang tua ataupun anak-anak, dan nikah massal.

Pembangunan fasilitas pun ditempuh, yaitu pipanisasi sepanjang tiga kilometer dan pembangunan masjid.

Ketua Umum Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII) Syuhada Bahri mengatakan, pemberdayaan oleh para dai di lembaganya disesuaikan dengan potensi daerah. Banyak dari mereka mendorong para mualaf untuk memiliki keterampilan dan kehidupan mandiri.

Ia mencontohkan, di Mentawai mualaf diajari menanam padi. Di Pulau Seram, Maluku Utara, mualaf menanam kacang.

Menurut dia, DDII banyak menempatkan dai di pedalaman. Ia mengungkapkan, dai yang bertugas di pedalaman itu berat. Mereka tak hanya mengajari mengaji dan Islam. Mereka juga dituntut mampu mengajar di sekolah formal serta hal lain sebagai agen perubahan. Salah satu bentuknya adalah memberdayakan masyarakat agar mandiri.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement