Senin 24 Mar 2014 18:18 WIB

Disperindag Sebut Penghematan Energi Mutlak Dilakukan

Industri (ilustrasi)
Foto: dw.de
Industri (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Jawa Tengah Edison P Ambarura mengatakan penghematan energi mutlak dilakukan untuk mengatasi kelangkaan energi yang semakin serius mengingat pertumbuhan kebutuhan tersebut semakin tinggi.

"Pembangunan sektor industri di Indonesia tidak hanya memberikan dampak positif namun juga negatif yaitu pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh limbah industri serta pemanfaatan sumber daya alam yang tidak efisien," katanya di Semarang, Senin (24/3).

Berdasarkan data dari Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) 2010, penggunaan energi nasional terbesar adalah untuk memenuhi kebutuhan sektor industri sebesar 44,2 persen, transportasi 40,6 persen, rumah tangga 11,4 persen, dan komersial 3,7 persen.

"Penghematan ini harus dilakukan namun akan sulit terealisasi apabila penggunaan energi saat ini belum diketahui karena kita tidak dapat mengukur seberapa besar potensi penghematan yang perlu dilakukan," ujarnya.

Terkait hal tersebut Disperindag Jateng mengundang sejumlah perusahaan besar di Semarang untuk mengikuti pelatihan audit energi, yang berarti menghitung konsumsi energi yang dipakai sehari-hari dan mengukur berapa besar energi yang digunakan serta yang tidak berguna.

"Karena terbatasnya sumber daya alam menuntut perkembangan industri yang ramah lingkungan atau dikenal dengan istilah industri hijau," jelasnya.

Audit tersebut, katanya, diperlukan untuk penggunaan energi yang terukur dan dalam pengelolaan energi dikenal aktivitas merekam dan menghubungkan antara penggunaan energi dan biaya yang dikeluarkan.

Edison mengatakan industri di Jawa Tengah masih menghadapi banyak permasalahan salah satunya tingkat daya saing yang belum kuat karena belum memiliki kekuatan untuk penetrasi pasar.

"Efisiensi menjadi kata kunci termasuk dalam penggunaan sumber energi mengingat kebutuhan ini sangat vital di sektor industri terutama yang padat teknologi," jelasnya.

Menurutnya perlu ada upaya terpadu mulai dari hulu yaitu bahan baku hingga hilir yaitu pasar untuk sama-sama melakukan penghematan energi.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement