REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Pertemuan internasional bidang kesehatan negara kerjasama Islam hanya menyinggung persoalan vaksin haji secara umum. Ditemui saat penutupan 8th Meeting of Steering Committee of Health Organization of Islamic Cooperation di Jakarta, Wakil Menteri Kesehatan Ali Ghufron Mukti mengatakan pertemuan tidak membahas mengenai vaksin haji dan umrah secara spesifik karena keterbatasan waktu.
"Soal kemandirian vaksin, kita (Indonesia) mendapat tugas sebagai lead country. Indonesia dinilai cukup berpengalaman karena mengekspor vaksin sampai ke 118 negara," ujarnya, Rabu (26/3).
Konkritnya, menurut Ghufron, Indonesia akan mengembangkan konsep dan rancangan mengenai model dan mekannisme kerjanya. Termasuk juga soal pemasaran dan hal lain yang terkait. "Ini baru mulai dikembangkan konsepnya. Kalau vaksin meningitis kita sudah ada yang halal dan jamaah harus pakai yang halal," katanya.
Dalam kesempatan itu, Ghufron menjelaskan pemerintah Arab Saudi menawarkan pelayanan kesehatan yang lebih baik untuk jamaah haji dan umrah asal Indonesia. Pelayanan yang dimaksud antara lain, pengobatan rawat jalan, rawat inap dan darurat.
Dari sisi Indonesia, Ghufron menyampaikan rumah sakit atau pusat kesehatan haji yang ada di Saudi bisa juga dipakai saat umrah.Dia menyatakan usul tersebut diterima. Namun, perwakilan pemerintah Arab Saudi belum bisa memutuskan. Perwakilan Saudi berjanji akan berkonsultasi soal itu.