REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Para petani karet dari berbagai sentra produksi di Sumatera Utara memilih tidak menderes getah dan "hijrah" sementara ke Kota Medan untuk bekerja serabutan menyusul harga jual komoditas itu yang semakin murah.
"Petani sangat susah. Harga getah sangat murah hanya Rp5 ribuan-Rp6 ribuan per kg, padahal produksi sedang sedikit karena kemarau," kata K Siregar, petani karet Labuhanbatu di Medan, Jumat.
Untuk bertahan menghidupi keluarga, kata dia, sebagian besar petani memilih mencari kerja sementara di Kota Medan dan kota lainnya.
"Yah ada yang menjadi sopir angkot, buruh bangunan dan membawa becak. Mau kerja di pabrik susah karena tidak ada ijazah," katanya.