REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Ani Nursalikah
Di masa lalu, Mosul adalah kota metropolitan yang sarat dengan bangunan megah dan indah.
Laksana mutiara. Itulah pujian yang diberikan para sejarawan Muslim terhadap Mosul, sebuah kota di Irak bagian utara. Kira-kira, apa yang membuat mereka memberi pujian yang begitu indah untuk kota ini?
Berada di bagian timur Provinsi al-Djazira di Irak, Mosul dialiri beberapa anak sungai Tigris yang bertemu pada satu muara. Mosul juga terletak cukup dekat dengan kota tua Niniveh.
Terbentang di tepi sungai, Mosul dikaruniai tanah aluvial datar dan tanah lempung yang menjadi bahan utama pembuatan tembikar dan bahan bangunan.
Sejarah mencatat, setelah direbutnya Kota Niniveh oleh Uthba Ibnu Farkad pada 641 Masehi di era pemerintahan Khalifah Umar, bangsa Arab berbondong-bondong melintasi Sungai Tigris dan menempati Mosul.
Melihat hal itu, gubernur baru kota ini, Hartham bin Arfadja al-Bakiri segera membangun permukiman Arab dan mendirikan sebuah masjid.
Ia juga menjadikan Mosul sebagai kota kamp militer. Sementara, petinggi kepolisian Ibnu Talid membangun dinding di sekeliling Mosul untuk melindungi kota ini.
Ahli geografi Ibnu Fakih dan Yaqut menginformasikan, Khalifah Marwan II dari Dinasti Umayyah membuat sistem administrasi kota, membangun jalan-jalan dan jembatan di atas Sungai Tigris.
Pembangunan masjid juga dilakukan atas perintahnya, sehingga di masanya, Mosul menjadi ibu kota Provinsi al-Djazira.
Pada 1095 hingga 1096 Masehi, Mosul berada di bawah kekuasaan Dinasti Seljuk. Ini menjadi masa krusial sekaligus masa paling unik dalam sejarah Mosul.
Pada saat yang sama (1095) ribuan mil dari Mosul, tepatnya di Prancis, Paus Urban II membentuk pasukan ekspansi.
Mosul berperan penting dan menentukan dalam mempertahankan wilayah kaum Muslim dari serbuan pasukan ekspansi kiriman Paus selama hampir 50 tahun (1096-1144).
Sama seperti Kairo pada 1260-1291, pasukan Mosul juga membantu pertahanan wilayah Muslim di Timur Tengah.
Ahli geografi Muslim abad ke-10 al-Muqaddasi memberi gambaran tentang Mosul. Mosul, menurutnya, adalah kota metropolitan, kota megah yang sarat dengan bangunan indah.
Cuacanya nyaman dengan air yang bersih mengalir di mana-mana. Kota ini juga memiliki pasar dan penginapan yang bagus. ''Mosul dihuni beragam manusia dan cendekiawan dan tidak pernah kehilangan nilai tradisi.''
Selain memiliki taman-taman yang elok, kota ini juga menyediakan buah-buahan, daging, dan rumah-rumah yang bagus. ''Semua cukup dan sejahtera,'' tutur al-Muqaddasi.