REPUBLIKA.CO.ID, RAMALLAH -- Juru Bicara Presiden Palestina Nabil Abu Rudaina Ahad mengatakan bahwa ancaman-ancaman oleh Menteri Ekonomi Israel Naftali Bennett terhadap Presiden Mahmud Abbas "tidak bisa diterima dan dikutuk."
Televisi Saluran Tujuh Israel mengutip Bennett mengatakan bahwa Presiden Palestina mengancam Israel untuk berangkat ke lembaga-lembaga PBB, dan menambahkan bahwa Israel akan menemukan cara untuk menghentikannya.
Bennett menekankan Israel akan tahu bagaimana harus bersikap terhadap Presiden Palestina dan ketua gerakan Fatah itu, dan akan menghukum dia karena mencoba untuk menyebabkan kesulitan pada Israel.
Bennett mengatakan bahwa "biarkan Abbas, yang tidak memiliki keamanan, ekonomi atau pasukan militer itu, untuk menghadapi kami."
Dia mengklaim Tentara Israel mampu menduduki kota-kota Palestina dalam waktu kurang dari dua menit.
Bennett mengatakan, Abbas tidak harus "mengancam Israel karena dia adalah negara tidak memiliki batas dan tidak punya potensi, meskipun PBB mengakui negara itu, namun itu tidak berarti apa-apa bagi Israel."
Abu Rudaina mengatakan dalam satu pernyataan pers, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu sepenuhnya bertanggung jawab atas ancaman kasar itu.
Dia menambahkan bahwa ini adalah ancaman yang tidak bertanggung jawab dan tidak akan melemahkan tekad rakyat Palestina.
Israel menduduki wilayah Palestina dan negara Arab lainnya dalam perang 1967, dan mencaplok serta membangun permukiman-permukiman Yahudi di tanah pendudukan, yang tidak pernah diakui oleh masyarakat internasional.