REPUBLIKA.CO.ID, BRUSSELS -- Para menteri luar negeri NATO telah sepakat untuk menangguhkan semua kerjasama sipil dan militer dengan Rusia. Dilansir dari BBC, Sekjen NATO Anders Fogh Rasmusses mengatakan pencaplokan Crimea oleh Rusia menjadi ancaman terbesar terhadap keamanan Eropa.
"Tidak ada bisnis seperti biasanya lagi," tambahnya. Sebelumnya ia membantah laporan bahwa Rusia telah menarik kembali pasukannya dari wilayah perbatasan dengan Ukraina.
Para anggota NATO pun sepakat untuk menangguhkan kerjasama di sejumlah bidang dengan Rusia, tetapi dialog antara NATO dengan Rusia dapat berlanjut. Selain itu, mereka juga mencari beberapa pilihan termasuk menempatkan pangkalan militer secara permanen di negara-negara Baltik.
Moskow telah mengerahkan puluhan ribu pasukannya di timur perbatasan Ukraina akhir-akhir ini. Sehingga memicu peringatan keamanan di Kiev dan negara-negara Barat.
Menteri Luar Negeri dari 28 anggota blok NATO, bertemu di Brussels untuk membicarakan Rusia. Mereka pun secara tegas mengecam pencaplokan Crimea adalah tindakan ilegal.
Dikutip dari Reuters, Menteri Luar Negeri Jerman, Frank-Walter Steinmeier mengatakan hubungan NATO dengan Rusia akan bergantung pada beberapa hal, termasuk apakah Rusia akan menarik kembali pasukannya dari perbatasan Ukraina.