Rabu 02 Apr 2014 15:01 WIB

Tokoh Kontroversial yang Disebut Ulama Kenya Ditembak Mati di Mombasa

Pembunuhan. Ilustrasi
Foto: AP
Pembunuhan. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, MOMBASA – Seorang tokoh Kenya yang dikenal sebagai ulama Muslim ditembak mati di Mombasa, Selasa di tengah-tengah ketegangan agama yang memburuk di kota pelabuhan strategis dan pintu masuk ke Afrika timur itu.

Abubaker Shariff Ahmed, yang lebih dikenal sebagai Makaburi, adalah seorang pendukung kuat Osama bin Laden dan menyebut serangan tahun lalu di pusat perbelanjaan Westgate di Nairobi, yang diklaim gerilyawan Shebab yang punya hubungan dengan Al Qaida, sebagai "100 persen benar".

Makaburi juga masuk dalam daftar sanksi-sanksi PBB dan dituduh seorang "pendukung terkemuka dan perekrut para pemuda Muslim Kenya untuk melakukan aksi kekerasan di Somalia", dan memiliki "hubungan kuat dengan para pemimpin Shebab.

Perwira senior polisi di Mombasa, Richard Ngatia mengonfirmasikan bahwa Makaburi dibunuh oleh "para penyerang tidak dikenal", dan seorang pewarta AFP di kota itu melihat mayatnya.

Banyak pendukung ulama itu menuduh pihak berwenang Kenya berada di belakang serangkaian pembunuhan para anggota kelompok garis keras Muslim di Mobasa dan daerah pantai yang berpenduduk mayoritas Muslim, tuduhan-tuduhan itu berulang kali dibantah para pejabat.

Makaburi, yang mengenakan jubah putih,ditembak di dada. Seorang pria muda bersama dengan Makaburi juga ditembak.

"Salah seorang dari mereka adalah mayat Abubaker Shariff aliasM akaburi," kata Ngatia kepada wartawan dan menambahkan para anggota keluarganya mengidentifikasi mayat itu.

"Mereka sedang menunggu satu mobil untuk membawa mereka ketika orang-orang dalam sebuah mobil yang lewat menembak mereka. Kami tidak tahu siapa yang membunuh mereka dan kenapa. Kami akan melakukan penyelidikan," katanya.

Sejumlah orang yang marah di luar kantor polisi di tempat jenazah itu dibawa , dan polisi melepaskan tembakan peringatan untuk mengusir para pendukung ulama itu.

Mohamed Ali, yang menyebut dirinya sebagai seorang "sahabat lama Makaburi, sedang bersama dengan ulama itu sewaktu penembakan yang terjadi dekat satu gedung pengadilan Mombasa.

Dalam satu wawancara dengan AFP bulan lalu, Makaburi mengatakan ia akan dibunuh: "Jiwa saya dalam bahaya. Mereka akhirnya akan membunuh saya. Mereka akan melakukan itu," katanya.

Seorang pemimpin terkemuka di Masjid Musa, satu lokasi yang sering terjadi kerusuhan di Mombasa, Makaburi memperkenalkan dirinya sebagai pria sederhana yang memajukan "Islam sesungguhnya", dan contoh-contoh terbaik Islam ditemukan di bagian-bagian Fallujah di Irak, di daerah-daerah Afghanistan yang dikuasai Taliban dan daerah Somalia yang dikuasai gerilyawan Shebab.

Ulama yang berusia 50 tahunan itu memuji komando-komando bunuh diri yang menyerbu Westagate yang sebagian milik Israel di Nairobi itu September tahun lalu, menewaskan setidaknya 67 orang -- di antara mereka wanita dan anak-anak-- dalam pengepungan empat hari untuk membalas intervensi militer Kenya di Somalia untuk memerangi Shebab.

Pembunuhan-pembunuhan sebelumnya memicu kerusuhan mematikan, dengan para pendukungnya terlibat perkelahian dengan polisi. Keamanan segera ditingkatkan di Mombasa.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement