Rabu 02 Apr 2014 20:25 WIB

Menyebarkan Islam di Nusantara dengan Nasyid (3-habis)

Salah satu grup nasyid unjuk kebolehan (ilustrasi).
Foto: Republika/Agung Fatma Putra
Salah satu grup nasyid unjuk kebolehan (ilustrasi).

Oleh: Rosita Budi Suryaningsih

Puncak popularitas nasyid

Di Indonesia, kesenian Islam berkembang dengan pesat. "Lagu-lagu gambus, dangdut, dan lainnya awalnya dibuat untuk mensyiarkan Islam. Namun, dalam perkembangannya ada yang kemudian melenceng," kata Ustaz Erick Yusuf.

Nasyid di nusantara diawali suluk-suluk ciptaan para wali. Kemudian, masuk seni-seni lainnya yang kemudian memengaruhi perkembangan nasyid ini. Seperti irama gambus dari Timur Tengah, juga sentuhan keroncong yang merupakan hasil perpaduan musik barat dan timur.

Dalam perkembangan modern, adalah Syech Albar, yaitu ayah dari musisi kenamaan Ahmad Albar, yang membuat lagu-lagu religi. Ini membuat denyut nasyid di Indonesia semakin menggema.

Pada 1970-an masyarakat Indonesia juga mengenal berbagai grup nasyid kenamaan. Salah satunya adalah Nasida Ria yang membawakan kasidah dengan lagu-lagunya yang masih menggema hingga sekarang, misalnya, lagu berjudul “Perdamaian”.

Selanjutnya, semakin banyak muncul musisi lainnya yang membuat lagu religi. Di antaranya adalah Rhoma Irama yang memasukkan ajaran Islam ke dalam musik dangdutnya, juga Bimbo yang bisa menciptakan lagu-lagu religi dengan irama lembut nan apik.

Perkembangan selanjutnya adalah pada 1990-an ketika grup musik nasyid bernama Raihan yang berasal dari Malaysia mulai populer. Ini membuat masyarakat Indonesia terbuka matanya pada seni nasyid.

Indonesia sendiri kemudian melahirkan berbagai grup nasyid dengan model akapela serupa, misalnya Snada. "Inilah saat puncak kepopuleran nasyid di Indonesia," jelasnya.

Setelah kesuksesan Snada, kemudian banyak muncul grup-grup nasyid yang banyak dikenal masyarakat kala itu. Di antaranya, Izzatul Islam, Qatrunnada, Fatih, Gradasi, AL Veoli, Ed Coustic, Shafix, Shoutul Harokah, Arruhul Jadid, Justice Voice, Suara Persaudaraan, Sobaya, Syifa', Cermin, Harum, Serumpun, Shoutul Khilafah, Embun, Sinapsis Voice, dan El Kahf.

Publik juga mengenal nama-nama kelompok musik Debu, Nadhira, dan Fatima Voice yang masih eksis hingga sekarang. Lagu-lagu religi kemudian semakin sering dikumandangkan. Makin banyak pula musisi-musisi yang bisa terkenal dalam melantunkan lagu-lagu Islami.

Di antaranya adalah Hadad Alwi yang menelurkan seorang penyanyi religi sukses bernama Sulis. Dari kecil hingga kini telah dewasa, Sulis masih tetap konsisten melantunkan nasyid, menyanyikan lagu-lagu religi dengan suara merdunya.

Hingga kini, pencinta nasyid masih menanti munculnya penyanyi religi baru yang bisa membuat lagu Islami berada di puncaknya, seperti pada masa jayanya dulu.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini

The Best Mobile Banking

1 of 2
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement