Rabu 02 Apr 2014 23:03 WIB

Para Menteri Akan Arab Bahas Perundingan Palestina-Israel

Bendera negara-negara peserta Liga Arab
Bendera negara-negara peserta Liga Arab

REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Liga Arab menyerukan pertemuan darurat menteri luar negeri pada 9 April membahas perundingan perdamaian antara Israel dan Palestina ditengahi Amerika Serikat, kata ketuanya, Nabil Arabi, pada Rabu.

Pertemuan tersebut akan membahas penolakan Israel membebaskan tahanan asal Palestina, titik kunci perundingan itu, kata Arabi kepada wartawan.

Presiden Palestina Mahmud Abbas meminta pertemuan itu, kata Arabi, dengan menambahkan bahwa itu akan memeriksa perkembangan dalam penolakan Israel membebaskan tahanan tahap keempat dan memperpanjang pembicaraan.

Pada Selasa malam, Abbas menyatakan memulai langkah bergabung dengan beberapa badan Perserikatan Bangsa-Bangsa dan mensahkan perjanjian antarbangsa, yang membuat marah Israel dan mendorong Menteri Luar Negeri Amerika Serikat John Kerry membatalkan perjalanan ke Ramallah pada Rabu.

Pengumuman itu merupakan pukulan bagi upaya gencar Kerry menyelesaikan sengketa atas tahanan asal Palestina dan menemukan cara memperpanjang perundingan perdamaian -yang rapuh- melewati tenggat 29 April.

Israel menyatakan pembebasannya atas tahanan dalam setiap gelombang itu tergantung pada kemajuan perundingan.

Israel dan Palestina pada Selasa mengumumkan langkah yang dapat merusak pembicaraan perdamaian, yang menyebabkan Kerry menangguhkan lawatan kedua dalam beberapa hari, yang bertujuan menyelamatkan pembicaraan tersebut.

Pada Selasa pagi, Kerry merampungkan kunjungan singkat ke Israel dan berencana kembali kawasan itu pada Rabu dengan harapan meyakinkan Palestina untuk memperpanjang pembicaraan rapuh tersebut sebelum tenggat 29 April.

Tapi, beberapa jam setelah ia pergi, tersiar kabar bahwa Israel mengeluarkan lelang untuk pembangunan ratusan rumah di Yerusalem Timur -yang dicaploknya- dan Washington sebenarnya akan mendorong pembekuan pemukiman itu.

Tak lama setelah itu, Abbas mengumumkan permintaan bergabung ke dalam lembaga di bawah Perserikatan Bangsa-Bangsa, meninggalkan janji menahan diri untuk melakukan hal itu selama sembilan bulan pembicaraan, yang Kerry mulai lakukan pada Juli.

Usaha perdamaian Amerika Serikat berada di ujung tanduk setelah Israel menolak membebaskan kelompok keempat dan terakhir tahanan asal Palestina, yang berjumlah 26 orang.

Perundingan itu terganjal beberap masalah, terutama perluasan permukiman di wilayah Palestina, yang diduduki Israel. Palestina menuntut pembekuan pembangunan permukiman, termasuk di Yerusalem Timur.

Pemimpin Palestina berulangkali mengancam memulai kembali upaya melalui mahkamah antarbangsa dan Perserikatan Bangsa-Bangsa mengenai perluasan permukiman Israel di Tepi Barat dan Yerusalem Timur, yang tidak sah berdasarkan atas undang-undang antarbangsa.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement