Jumat 04 Apr 2014 05:41 WIB

IMM Sleman Gelar Dialog Kebangsaan

Logo Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM)
Logo Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM)

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Mohammad Akbar

SLEMAN -- Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) cabang Kabupaten Sleman, Yogyakarta, menggelar dialog kebangsaan di Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga pekan lalu. Kegiatan ini digelar sebagai bagian memperingati separuh abad usia IMM.

Ketua panitia Immawan Agung Budi Santoso menjelaskan kegiatan ini hadir untuk menyukseskan milad ke-50 IMM.

“Selain itu, kegiatan ini kami jadikan sebagai ajang silahturahim antara kader IMM se-Sleman maupun dosen Muhammadiyah yang mengajar di UIN Sunan Kalijaga,” katanya.

Dalam kegiatan tersebut hadir Dr Khamim Zarkasi Putro dari Majelis Tabligh PP Muhammadiyah, Bachtiar Dwi Kurniawan, SFil MPA (Sekretaris MPM PP Muhammadiyah), serta Arif Jamali Muis, MPd dari Pimpinan Wilayah Muhammadiyah DIY Yogyakarta.

Kegiatan milad ini, jelas Agung, mengusung tema Peran dan Tantangan Kader Muhammadiyah dalam Pemberantasan Korupsi.

“14 Maret lalu, tepatnya setengah abad, IMM telah dirayakan oleh seluruh kader di nusantara, baik di tingkat komisariat, cabang, daerah, maupun pusat dengan penuh suka cita,” kata Ketua IMM Cabang Sleman, Immawan Muhammad Habibi Miftahul Marwa.

Saat memberikan sambutan, ia menyampaikan IMM Cabang Sleman merupakan gerakan pemberontakan dan perubahan.

Untuk itu, katanya, kader IMM harus siap dan mampu memberantas semua tindakan kemungkaran dan ketidakadilan, baik menyangkut dunia kampus, urusan negara, maupun semua hal yang ada di masyarakat.

Warna merah dari jas IMM, Habibi menegaskan, hal ini menunjukkan kader Muhammadiyah harus berada dalam garis terdepan memberantas kemungkaran.

Korupsi saat ini menjadi kemungkaran yang dilakukan secara individu maupun kolektif. “Oleh karena itu, sudah menjadi kewajiban bagi IMM untuk melakukan jihad dalam melawan dan memberantas korupsi,” ujarnya.

Habibi menambahkan, bentuk kejahatan dalam korupsi menjelang pemilu 9 April 2014, yakni praktik politik uang.

Menghadapi hal seperti itu, katanya, sudah selayaknya kader muda Muhammadiyah memberikan pemahaman terhadap masyarakat agar bisa menentukan.

Ia mengakui masa kini perilaku masyarakat sudah semakin parah. Di sinilah, Habibi mengungkapkan, tugas IMM sebagai cendekiawan atau kaum terdidik untuk memberikan pencerahan. Satu di antaranya dengan tegas mengatakan tidak pada korupsi.

“Adanya praktik korupsi yang semakain merajalela ini akan menghambat terwujudnya peradaban utama dan negara yang berkarakter,” katanya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement