REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Pemerintah Mesir melakukan gerakan untuk mengekang pengaruh Ikhwanul Muslimin di masjid-masjid. Pemerintah militer mengatakan telah melisensi lebih dari 17 ribu ulama untuk memberi khotbah Jumat.
Langkah ini dilakukan untuk menghentikan masjid jatuh ke tangan aktivis Ikhwan. Pihak berwenang yang didukung militer melakukan kontrol ketat terhadap masjid sejak penggulingan Mohamad Mursi Juli lalu. Semua ulama tersebut dibina di Universitas Al-Azhar yang dikelola kementerian wakaf agama.
"Ini untuk memperkuat pengawasan kementerian atas masjid di seluruh Mesir agar tidak jatuh ke tangan ekstremis tanpa pengecualian dan mencegah masjid digunakan untuk tujuan partai atau sektarian," kata kantor perdana menteri dalam pernyataannya, Kamis (10/4).
Sekitar 12 ribu pengkhotbah yang tidak disetujui negara dilarang memberi khotbah Jumat. September lalu, menteri agama mengatakan telah mencekal 55 ribu ulama tanpa izin.