Jumat 11 Apr 2014 19:46 WIB

Masjid Biru Ala Selangor (3-habis)

Masjid Sultan Salahuddin Abdul Aziz Shah.
Foto: Wikipedia.org
Masjid Sultan Salahuddin Abdul Aziz Shah.

Oleh: Mohammad Akbar

Untuk bagian mihrab, masjid ini melapisinya dengan dinding marmer. Marmer putih di bagian ini kabarnya didatangkan dari Turki. Untuk menambahkan unsur kesakralannya, bagian ini dihiasi pula oleh seni kaligrafi dengan warna hitam.

Lantas untuk bagian lain yang cukup menonjol adalah bagian mimbar masjid. Mimbar masjid ini berdiri cukup menjorok ke bagian jamaah. Bagian mimbar ini terbuat dari kayu dengan pola corak ukiran khas masjid-masjid tradisional Melayu.

Tinggi dari mimbar ini tujuh kaki atau sekitar 2,1 meter. Mimbar ini berdiri atas empat tiang dengan menempel pada dinding setinggi sembilan meter dengan hiasan di belakangnya berbentuk bulan dan bintang di atasnya.

Masjid ini sendiri memiliki dua lantai. Lantai dasar digunakan sebagai tempat shalat bagi jamaah lelaki. Luasan bagian ini mencapai 2.190 meter persegi. Sedangkan, di bagian atas menjadi tempat ibadah bagi kaum perempuan.

Untuk menuju lantai dua ini, tersedia juga eskalator yang terdapat di bagian selasar masjid. Total daya tampung jamaah dari kedua lantai ini bisa mencapai 20 ribu orang.

Lantas untuk memberikan rasa nyaman beribadah kepada ribuan jamaah, masjid ini telah menyewa tenaga ahli dari New York, Amerika Serikat, untuk menata suara di dalam masjid bisa menjadi terdengar jelas dan apik.

Tak heran jika kemudian masjid ini cukup membuat bangga warga Selangor. ''Masjid Sultan Salahuddin Abdul Aziz Shah ini adalah lambang keagungan syiar Islam di Selangor,'' demikian diikrarkan narasi pada sebuah video yang diunggah di laman Youtube.

Butuh 12 Tahun

Butuh perjalanan cukup panjang untuk menghadirkan Masjid Sultan Salahuddin Abdul Aziz Shah. Masjid yang berada di Shah Alam, ibu kota Selangor, ini membutuhkan waktu sampai 12 tahun untuk bisa berdiri megah.

Penggagas masjid ini adalah Sultan Salahuddin Abdul Aziz. Ia adalah sultan kedelapan Selangor. Ia menitahkan agar dibangun sebuah masjid tak lama setelah Shah Alam diikrarkan sebagai ibu kota baru Selangor pada 14 Februari 1974. Namun, proses pembangunan baru dimulai pada 1982 dan tuntas pengerjaannya enam tahun kemudian.

Di kawasan Asia Tenggara, masjid ini menjadi yang terbesar kedua setelah Masjid Istiqlal di Indonesia. Dengan bentuk kubahnya yang berwarna biru, masjid ini dikenal juga sebagai Masjid Biru dari Malaysia.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini

Apa yang paling menarik bagi Anda tentang Singapura?

1 of 7
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement