REPUBLIKA.CO.ID, MANADO -- Kepala Bidang Fasilitasi Pengembangan Industri Kecil Menengah Dinas Perdagangan dan Industri Sulawesi Utara Alwy Pontoh mengatakan komoditi rumput laut di provinsi ini masih bisa dikembangkan produk turunannya, sehingga menghasilkan nilai tambah bagi petani.
"Teknologi pengolahan rumput laut sebenarnya cukup sederhana dengan menghasilkan berbagai produk pangan yang memiliki nilai tambah cukup tinggi ketimbang menjual bahan baku saja," kata Alwy di Manado, Senin (14/4).
IKM rumput laut akan dilatih untuk menghasilkan produk pangan dari rumput laut yang siap dijual yakni seperti dodol, permen jelly, manisan dalam kemasan dan minuman jelly banyak diminati pasar.
"Pengolahan rumput laut menjadi aneka produk pangan pada umumnya menggunakan rumput laut jenis euchema SPP untuk menghasilkan gel yang lebih baik dibanding rumput laut lainnya," katanya.
Pemerintah akan terus memfasilitasi para IKM di Sulut khususnya produk rumput laut agar terus berinovasi untuk mendapatkan hasil yang memuaskan dan memberikan nilai tambah.
"IKM rumput laut paling banyak berada di Kabupaten Minahasa Utara, dan saat ini terus mendapat binaan agar mampu mengembangkan komoditi ini karena sangat dibutuhkan pasar domestik," jelasnya.
Rumput laut merupakan salah satu sumber daya hayati dari laut yang mempunyai potensi pasar untuk dikembangkan. Perairan Indonesia kaya dengan mineral sinar matahari merupakan lahan subur untuk pertumbuhan rumput laut.
"Masa panen rumput laut singkat yaitu hanya 45 hari tidak menggunakan pupuk sehingga mempunyai nilai ekonomis tinggi tanpa merusak lingkungan," kata Alwy