REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Seorang remaja Inggris yang pamannya ditahan di kamp Teluk Guantanamo terbunuh dalam konflik Suriah. Demikian dikatakan pihak keluarganya pada Jumat (18/4).
Abdullah Deghayes (18) meninggal dunia awal bulan ini kendati perkara kematiannya masih belum jelas. Remaja laki-laki asal Brighton, satu wilayah di Inggris bagian tenggara, merupakan keponakan Omar Deghayes yang dianggap Amerika Serikat sebagai musuh di Guantanamo antara 2002 dan 2007 setelah sebelumnya ditahan di Pakistan.
Keluarga mengkonfirmasi kematian Abdullah Deghayes kepada surat kabar setempat yakni The ARgus dan mengatakan bahwa mereka tidak sadar bahwa Abdullah pergi ke Suriah.
Seorang juru bicara Kementerian Luar Negeri mengatakan pihaknya tengah mencari fakta kematian Abdullah Deghayes.
"Kami menyadari kematian warga Inggris dan segera mencarinya," katanya.
Dalam akun Facebook, Abdullah Deghayes menyatakan bahwa ia kuliah di Universitas Brighton. Sekitar 400 mahasiswa di universitas itu diyakini pergi ke Suriah sejak dua tahun terakhir. Pihak berwenang juga meyakini sekitar 20 orang diantaranya meninggal dunia.
Badan intelijen Inggris menyatakan kekhawatirannya tentang risiko terhadap orang-orang yang pergi jihad ke Suriah. Para pejuang itu dikhawatirkan belajar untuk menggunakan senjata serta membuat bom sebelum akhirnya menggunakannya untuk menyerang Inggris.