Rabu 23 Apr 2014 15:14 WIB

Filsafat Islam Kaya Khazanah (1)

Suasana seminar internasional bertajuk Peran Filsafat Islam dalam Merakit Paradigma Peradaban berlangsung di Jakarta.
Foto: Republika/Aditya Pradana Putra
Suasana seminar internasional bertajuk Peran Filsafat Islam dalam Merakit Paradigma Peradaban berlangsung di Jakarta.

Oleh: Syahruddin El-Fikri

Filsafat memiliki komitmen intelektual untuk mengatasi problem peradaban kontemporer.

Agama Islam memiliki ajaran yang sempurna dan lengkap. Berbagai permasalahan, baik keagamaan ataupun kemasyarakatan, bisa ditemukan dalam Alquran maupun hadis Rasulullah SAW.

Sesuatu yang belum dibicarakan dalam kedua sumber hukum Islam tersebut merupa kan tantangan bagi umat Islam untuk menggalinya lebih mendalam. Seperti ilmu kedokteran, matematika, teknologi, dan lainnya.

Lalu, bagaimana dengan filsafat? Banyak pihak yang menganggap, bahwa ilmu filsafat dalam Islam lahir dari upaya serius yang dilakukan oleh Abu Yusuf Ya'kub Al-Kindi. Al-Kindi banyak menyunting dan menerjemahkan buku-buku karya para filosof ter kenal Yunani, seperti Aristoteles, ke dalam bahasa Arab.

Dengan pengua sa an ilmu bahasa yang mumpuni, membuat karya dan hasil terjemahan Al-Kindi menjadi sangat bernilai dan dikenal sebagai karya terjemahan yang paling akurat dan prestisius. Kemudian, muncul pula filosof Islam lainnya, seperti Al-Biruni, Ibnu Sina, Al-Razi, serta Al-Tusi.

Filsafat sebenarnya bukanlah barang baru dalam khazanah Islam. Ia bisa dikenali lewat sistem dan cara berpikir yang rasional dan bertanggung jawab melalui ayat-ayat Alquran dan sunnah Rasul.

Filsafat berasal dari bahasa Arab: falsafah, falasifah, failasuf, dari isim masdar yang memiliki makna hikmah, bijak, dan disandarkan pada kaidah aqliyah yang meliputi ilmu Sharaf, Maani, Bayan, Badi', Arudz, Tafsir, Hadis, Fiqh, dan Usul Fiqih.

Seperti Aristoteles, para filosof Muslim kemudian membagi filsafat menjadi dua kategori, yaitu Falsafah Nadzari (Ilahiyah) yang berbicara tentang wujud dan eksistensi serta Falsafah Amali (Insani) yang membincangkan kesalehan dan perilaku sosial.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِذَا قُمْتُمْ اِلَى الصَّلٰوةِ فَاغْسِلُوْا وُجُوْهَكُمْ وَاَيْدِيَكُمْ اِلَى الْمَرَافِقِ وَامْسَحُوْا بِرُءُوْسِكُمْ وَاَرْجُلَكُمْ اِلَى الْكَعْبَيْنِۗ وَاِنْ كُنْتُمْ جُنُبًا فَاطَّهَّرُوْاۗ وَاِنْ كُنْتُمْ مَّرْضٰٓى اَوْ عَلٰى سَفَرٍ اَوْ جَاۤءَ اَحَدٌ مِّنْكُمْ مِّنَ الْغَاۤىِٕطِ اَوْ لٰمَسْتُمُ النِّسَاۤءَ فَلَمْ تَجِدُوْا مَاۤءً فَتَيَمَّمُوْا صَعِيْدًا طَيِّبًا فَامْسَحُوْا بِوُجُوْهِكُمْ وَاَيْدِيْكُمْ مِّنْهُ ۗمَا يُرِيْدُ اللّٰهُ لِيَجْعَلَ عَلَيْكُمْ مِّنْ حَرَجٍ وَّلٰكِنْ يُّرِيْدُ لِيُطَهِّرَكُمْ وَلِيُتِمَّ نِعْمَتَهٗ عَلَيْكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ
Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu hendak melaksanakan salat, maka basuhlah wajahmu dan tanganmu sampai ke siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kedua kakimu sampai ke kedua mata kaki. Jika kamu junub, maka mandilah. Dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, maka jika kamu tidak memperoleh air, maka bertayamumlah dengan debu yang baik (suci); usaplah wajahmu dan tanganmu dengan (debu) itu. Allah tidak ingin menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, agar kamu bersyukur.

(QS. Al-Ma'idah ayat 6)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement