Kamis 24 Apr 2014 01:46 WIB

Muslimah Nusantara Semakin Berdaya (1)

Kongres Muslimah Indonesia.
Foto: Republika/Tahta Aidilla
Kongres Muslimah Indonesia.

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Hannan Putra

Muslimah berperan besar di ruang publik.

Semenjak zaman Rasulullah, peran Muslimah memegang sisi penting dalam dunia dakwah. Kehadirannya sebagai penopang dan pendamping dakwah para dai.

Seperti, kehadiran Khadijah sebagai istri Rasulullah SAW yang membantu dakwah dari segi pendanaan sampai kehadiran Aisyah sebagai guru bagi para sahabat sepeninggal Rasulullah SAW. Ada juga sahabiyah yang ikut terjun ke medan perang.

Hingga saat ini, kehadiran Muslimah dalam dunia dakwah tetap tidak bisa dikesampingkan. Bahkan, dengan keterlibatan Muslimah dalam ruang-ruang publik juga dianggap sebagai satu hal penting.

Ketua Umum Pengurus Pusat Fatayat NU Ida Fauziyah mengatakan ruang-ruang publik juga perlu diisi Muslimah. Karena tidak sedikit kebijakan publik yang berpengaruh terhadap kehidupan bermasyarakat, terutama kehidupan perempuan.

Dengan terlibatnya para Muslimah dalam ruang publik tersebut dan ikut menentukan kebijakan pemerintah, tentu akan semakin mendukung dakwah di lapangan.

“Seperti, di DPR dia punya fungsi membuat undang-undang, fungsi budgeting, dan fungsi pengawasan. Kalau kita (Muslimah) juga bisa ikut merumuskan undang-undang itu, kita akan memberikan kemaslahatan kepada umat,” ujar Ketua Komisi VIII DPR RI ini.

Ketua Umum Pusat Badan Kontak Majelis Taklim (BKMT) Prof Dr Tutty Alawiyah mengatakan saat ini Muslimah di Indonesia berkembang ke arah positif.

Dari sisi pakaian misalnya, Tutty menilai banyak Muslimah muda yang memandang pakaian syar’i itu modern. “Bagus itu banyak anak yang melahirkan organisasi, seperti komunitas hijabers itu,” katanya.

Di samping itu, kini paradigma berhijab menganggu pekerjaan mulai memudar. Ada yang berprofesi sebagai bankir, bekerja di mal, sampai yang berjualan bangga tetap mengenakan jilbab.

“Kita girang juga. Semoga ini bisa menjadi suatu titik yang akan memagari anak-anak putri kita dari serangan hal-hal negatif,” ujar ungkap mantan menteri Negara Pemberdayaan Perempuan ini.

Ketua Umum Muslimat NU Khofifah Indar Parawansa menambahkan dukungan Muslimah dalam dakwah sangat luar biasa. Semangat mereka untuk menuntut ilmu dan menyampaikan kepada yang lain patut diacungi jempol.

Hal ini bisa dibuktikan dengan puluhan ribu kelompok pengajian Muslimat NU. “Terakhir bulan Mei 2011 lalu, setidaknya Muslimat NU sudah mempunyai 59.650 kelompok pengajian dan majelis taklim,” katanya.

Menurut Khofifah, kelompok pengajian Muslimat NU yang tersebar di berbagai wilayah di Indonesia menjadi media yang multifungsi.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement