Kamis 24 Apr 2014 10:51 WIB

Arsitektur Islam, Bentuk dan Modelnya (3-habis)

Arsitektur Islam Andalusia.
Foto: Islamic-arts.org
Arsitektur Islam Andalusia.

Oleh: Heri Ruslan/Syahruddin El-Fikri

Ernst J Grube dalam tulisannya berjudul What Is Islamic Architecture, mengungkapkan, bentuk dominan dari arsitektur Islam sebenarnya terletak pada arsitekturnya yang tersembunyi.

Artinya, arsitektur Islam baru bisa terlihat setelah memasukinya dan melihat bentuknya dari dalam.

 

Martin menambahkan, arsitektur Islam sangat kuat dalam memahami harmonisasi antara manusia dengan lingkungan serta Sang Pencipta. Sayangnya, kata dia, pada abad ke-20, konsep Islami itu dilupakan dalam pembangunan industri yang begitu cepat.

Untuk menyelamatkan keberlanjutan arsitektur Islam, Martin menyarankan agar, umat Islam harus benar-benar mengabaikan arsitektur Barat yang tak menggunakan semangat Islam dan merusak kebudayaan tradisional.

Selain itu, umat Islam perlu memahami esensi arsitektur Islam dan memasukan teknologi bangunan modern sebagai alat dalam mengekpresikan esensi ini.

 

Apalagi, arsitektur Islam pernah mengalami masa keemasannya di era Utsmaniyah, masa Abbasiyah dan Seljuk (Masjid Jami di Isfahan, Spanyol dengan Masjid Cordova dan Istana Granada, India (Taj Mahal) dan lainnya.

 

Menurut Prof Jonathan Bloom dan Sheila Blair dari Boston College dalam bukunya The Art and Architecture Islam, ide seni dan arsitektur tradisional Islam yang berkembang pada abad ke-7 yang mencakup arsitektur dan seni di daratan Atlantik hingga ke lautan Hindia telah memberi pengaruh kepada Barat untuk mengembangkan seni dan arsitektur Islam.

Dan hingga abad ke-19 dan 20, jelas Blair dan Bloom, seni dan arsitektur Islam masih tetap berpengaruh bagi negara-negara di Eropa dan Amerika.  

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini

Apa yang paling menarik bagi Anda tentang Singapura?

1 of 7
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement