Kamis 24 Apr 2014 19:09 WIB

Balada Tukang Ojek Jakarta

Rep: c54/ Red: Karta Raharja Ucu
Tukang ojek menunggu penumpang
Foto: dokumentasi
Tukang ojek menunggu penumpang

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Berjalanlah ke manapun di Kota Jakarta. Entah di pusat keramaian, seperti pasar dan stasiun, atau di tikungan sepi kompleks perumahan, Anda pasti akan menjumpai pangkalan ojek. Mengguritanya ojek di Ibu Kota menjadi fenomena unik yang sarat makna.

Melimpahnya ojek adalah ekspresi putus asa warga kota terhadap ketidakberesan tata transportasi massal. Ojek juga menjadi pelarian masyarakat lapis bawah dari ketiadaan lapangan pekerjaan.

Melewatkan hidup sehari-hari di jalanan, para penarik ojek punya segudang cerita. Beberapa hari pada pertengahan April, ROL mengunjungi sejumlah pangkalan ojek dan menggali kisah dari mereka. Di pangkalan ojek daerah Dukuh Atas, Jakarta Pusat, kami berjumpa dengan Dahlan (43) dan kawan-kawannya.

Dahlan bercerita, pangkalan ojek yang berada persis di samping halte Transjakarta itu dibuka atas inisiatif dia dan beberapa orang kawannya, beberapa tahun lalu. Kini, sudah ada 15 penarik ojek di sana.